Daya Beli Menurun, 50 Persen Warteg di Jakarta dan Sekitarnya Gulung Tikar

ORBITINDONESIA.COM – Sedikitnya 25.000 warung Tegal (Warteg) atau 50 persen di Jakarta dan sekitarnya tutup menyusul menurunnya daya beli pembeli belakangan ini.

Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) pun meminta Pemerintah Jakarta memperhatikan nasib mereka.

Setelah pandemi COVID-19, menurut Ketua Kowantara, Mukroni di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025, sedikitnya 25 ribu dari 50 ribu Warteg telah tutup.

"Imbas daya beli menurun, konsumen menurun karena PHK terjadi di mana-mana, pabrik-pabrik berguguran," katanya.

Menurutnya, pemilik Warteg merugi terus. "Pedagang dilema, akhirnya memilih tutup," ujar Mukroni.

Mukroni berharap Pemerintah Jakarta turut memperhatikan nasib mereka.

Kata Mukroni, Pemerintah Jakarta bisa mencermati  dampak Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan pedagang kecil, termasuk Warteg.

Mukroni menyoroti pasal 14 menyebutkan larangan merokok di restoran dan rumah makan.

Keberadaan pasal ini menurut Mukroni membebani Warteg yang selama ini sudah tertekan.

Menurut Mukroni, keberadaan larangan merokok semakin membuat Warteg sepi.

Aturan ini juga akan sulit ditegakkan di lapangan, cenderung justru memberikan kesempatan munculnya oknum-oknum di lapangan, yang lagi-lagi akan semakin memberatkan pedagang warteg.

Gubernur Jakarta Pramono Anung sudah berjanji Ranperda KTR tak akan memberatkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).***