DECEMBER 9, 2022
Teknologi

Jepang Baru Saja Ciptakan Serat Terkuat di Dunia, Lima Kali Lebih Kuat daripada Kevlar

image
Ilustrasi - Baju tahan peluru yang lebih kuat dari Kevlar (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - Di sebuah laboratorium di Tokyo, para ilmuwan Jepang telah menciptakan serat sintetis baru yang begitu kuat, bahkan mampu menghentikan peluru lebih baik daripada Kevlar — dan bahkan lebih ringan.

Material yang disebut Tsuno-Fiber ini didasarkan pada nanostruktur yang terinspirasi dari sutra laba-laba, direkayasa dengan presisi di tingkat molekuler untuk memaksimalkan fleksibilitas dan kekuatan.

Sutra laba-laba telah lama memukau para ilmuwan material. Rahasianya terletak pada susunan rantai proteinnya — baik kristalin maupun amorf — yang memungkinkan peregangan dan ketahanan.

Baca Juga: Rinaldi Napitupulu: Non Terrestrial Network dan Masa Depan Serat Optik dan Seluler di Indonesia

Tim Jepang meniru struktur ini menggunakan pelipatan dan penyelarasan polimer canggih, menciptakan benang dengan kekuatan tarik melebihi 6 GPa, namun tetap memiliki elastisitas yang luar biasa.

Mereka memproduksi serat ini melalui proses elektrospinning, melapisi rantai molekul sambil mengendalikan suhu dan kelembapan. Hasilnya adalah material yang dapat menyerap energi kinetik lima kali lebih baik daripada Kevlar — namun tidak terdegradasi di bawah sinar UV atau panas, serta tahan terhadap air, asam, dan serangan mikroba.

Aplikasi militernya sudah jelas — baju zirah, helm, dan perisai. Namun, fleksibilitas ultra Tsuno-Fiber juga membuka peluang untuk jahitan medis, kabel laut dalam, dan bahkan tendon eksoskeleton. Pengujian menunjukkan bahwa lembaran setebal 1 mm dapat menyerap energi peluru 9 mm tanpa perforasi, sekaligus tetap lembut dan lentur.

Baca Juga: Koperasi di Era Digital: Membangun Koperasi Berbasis Teknologi

Yang tak kalah menarik adalah kemampuan daur ulangnya. Tidak seperti Kevlar atau serat karbon, Tsuno-Fiber dapat didepolimerisasi dan dipintal ulang dengan kerugian minimal. Tim Jepang sedang mengembangkan integrasi tekstil — kain ringan dan bernapas yang lebih kuat dari baja tetapi tetap nyaman dipakai di iklim yang keras.

Material ini menunjukkan apa yang terjadi ketika kita berhenti meniru alam secara membabi buta — dan mulai merancang ide-idenya dengan presisi.***

Berita Terkait