DECEMBER 9, 2022
Internasional

ASEAN: Tarif Sepihak Kontraproduktif dan Perburuk Fragmentasi Ekonomi Global

image
Bendera negara-negara anggota ASEAN tampak terpasang di Bandar Udara Internasional Langkawi, Kedah, Malaysia, Jumat, 17 Januari 2025. (ANTARA/Virna P Setyorini)

ORBITINDONESIA.COM - Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN menilai, pengenaan tarif sepihak "kontraproduktif dan berisiko memperburuk fragmentasi ekonomi global," demikian pernyataan bersama para diplomat negara-negara anggota organisasi regional itu, Jumat, 11 Juli 2025.

ASEAN menyatakan "keprihatinannya" atas meningkatnya ketegangan perdagangan global dan "meningkatnya ketidakpastian" dalam lanskap ekonomi internasional. Mereka pun menekankan peran Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk perdagangan yang lebih adil.

"Kami menggarisbawahi pentingnya sistem perdagangan multilateral yang dapat diprediksi, transparan, inklusif, bebas, adil, berkelanjutan, dan berbasis aturan," sebut pernyataan ASEAN tersebut, tanpa secara langsung menyebut Amerika Serikat yang telah mengenakan tarif kepada negara-negara sekutu dan pesaingnya di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Arief Rosadi: Transisi Energi ASEAN Masih Terganjal Tiadanya Target Konkret dan Birokrasi yang Rumit

Sementara itu, mengenai perang Israel di Gaza, para pejabat ASEAN menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas ketegangan yang terus berlanjut di Timur Tengah dan menyerukan semua pihak terkait untuk "menahan diri, menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi."

Seraya menyerukan jalan diplomasi dan dialog untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan, para diplomat ASEAN itu juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kondisi kemanusiaan di Gaza.

"Kami menyerukan dimulainya kembali akses kemanusiaan yang cepat, aman, tanpa hambatan, dan berkelanjutan bagi semua yang membutuhkan, termasuk melalui peningkatan kapasitas di perlintasan perbatasan, termasuk melalui laut."

Baca Juga: Para Menlu ASEAN Dukung Pemulangan Sukarela Pengungsi Rohingya ke Myanmar

Mereka pun menuntut "gencatan senjata segera dan permanen serta pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat."

Mereka juga menegaskan kembali "dukungan" pada badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, dalam menjalankan mandatnya.***

Berita Terkait