Harry Kurniawan, Pemuda Indonesia Kagumi Teknik Pembuatan Batik di China
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 08 Juni 2025 03:26 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Bagi Harry Kurniawan, seorang mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Provinsi Shanxi, China utara, merupakan kejutan tersendiri saat mengetahui bahwa teknik pembuatan batik juga terdapat di China, yang memiliki sejarah selama ribuan tahun.
Untuk menyaksikan secara langsung teknik pembuatan batik di China, Harry mengunjungi sebuah pusat pengalaman teknik pembuatan batik bernama Cao Mu Ran di Xinzhou, sebuah kota kuno yang berada di Provinsi Shanxi, China utara.
Di Cao Mu Ran, yang secara harfiah berarti pencelupan warna dengan rumput dan pohon, Harry berupaya mencari tahu perbedaan batik China dan Indonesia.
Baca Juga: Koi Batik Simbol Keberanian Melawan Arus
Zhao Hui, pemilik pusat seni Cao Mu Ran, langsung mengenali Harry begitu dia memasuki pusat tersebut karena batik Indonesia yang dikenakannya. "Saya pernah mengikuti program pertukaran di beberapa negara ASEAN, sehingga saya mengenal gaya desain batik dari Indonesia maupun negara-negara lainnya," ungkap Zhao.
Sembari menyambut kedatangan Harry, Zhao menjelaskan bahwa pada masa lampau, masyarakat setempat menggunakan alat wax knife yang dicelupkan ke dalam lilin cair untuk melukis motif di atas kain. Selanjutnya, para perajin akan menggunakan pewarna alami indigo indicum, yang dikenal dengan sebutan Lan Dian di China. Setelah lilin itu dilepaskan, Anda akan memperoleh kain putih bermotif biru, atau sebaliknya, kain biru bermotif putih.
Sebelum ditemukannya pewarna kimia, masyarakat China memiliki sejarah panjang memanfaatkan pewarna alami yang diekstrak dari tumbuh-tumbuhan, ujar Zhao. "Itulah yang menjadi inspirasi nama pusat saya ini," kata Zhao. "Kala itu, para perajin harus memilih warna motif berdasarkan jenis tumbuhan yang ada di lokasi dan waktu tertentu, tetapi bahan alami dinilai lebih baik bagi kesehatan," tambahnya.
Baca Juga: Koi Batik Simbol Yin and Yang, Hidup yang Saling Melengkapi
Meskipun Harry berasal dari Indonesia yang batiknya dikenal luas di seluruh dunia, dia mengaku belum terlalu memahami secara mendalam cara pembuatan batik tradisional Indonesia. Oleh karena itu, dia lebih berfokus pada bagaimana membedakan batik China dan Indonesia dari segi motif yang berbeda.
"Dari batik-batik China, saya mengamati motif seperti karakter Fu (kebahagiaan) dan awan keberuntungan yang sangat khas budaya Tionghoa, berbeda dengan batik saya yang mengandung unsur kepercayaan dan agama," sebut Harry.
Harry juga menyoroti perbedaan fungsi batik Indonesia dan China. Di Indonesia, batik pada umumnya dianggap sebagai pakaian formal, setara dengan penggunaan jas di Barat, sedangkan di China, batik lebih sering dikenakan saat bersantai.
Baca Juga: Koi Batik Simbol Kesetiaan Menjaga Pasangan Hidup
Di pusat seni Cao Mu Ran, banyak pengunjung turut menjajal teknik pembuatan batik tradisional, dan Harry pun antusias untuk mengikutinya. "Yang paling melelahkan adalah proses mencelupkan kain ke dalam kendi pewarna biru karena harus terus mengaduknya dengan tangan sendiri, tetapi justru di situlah letak keseruannya," kata Harry.