DECEMBER 9, 2022
Teknologi

Menilik Terobosan China dalam Peluncuran Roket untuk Misi Tianwen-2

image
Wahana antariksa Tianwen-2 milik China, yang dibawa oleh roket pengangkut Long March-3B, lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang (Xichang Satellite Launch Center) di Provinsi Sichuan, China barat daya, pada 29 Mei 2025. (Xinhua/Cai Yang)

ORBITINDONESIA.COM -- China berhasil meluncurkan misi pengambilan sampel asteroid pertamanya, Tianwen-2, pada Kamis, 29 Mei 2025 dini hari, sebuah misi yang dirancang untuk menyelidiki proses pembentukan dan evolusi asteroid dan tata surya awal.

Misi ini menandai peluncuran ke-578 seri roket pengangkut Long March. Roket Long March-3B, yang berfungsi sebagai wahana utama untuk peluncuran orbit tinggi China, memegang rekor jumlah peluncuran terbanyak di negara tersebut, setelah menyelesaikan 108 misi, menurut Administrasi Luar Angkasa Nasional China (China National Space Administration/CNSA).

Sebelumnya, roket China tersebut telah digunakan dalam proyek eksplorasi Bulan seperti misi Chang'e-3 dan Chang'e-4.

Baca Juga: Yordania Melarang Ikhwanul Muslimin Setelah Penangkapan Terkait Rencana Serangan Roket dan Drone

China Aerospace Science and Technology Cooperation (CASC), pengembang roket tersebut, mengungkapkan bahwa misi Tianwen-2, bagaimanapun juga, menandai pertama kalinya seri roket Long March-3B digunakan untuk peluncuran keluar dari orbit Bumi.

Dalam misi-misi sebelumnya yang mengirimkan sejumlah payload ke orbit Bumi, roket harus mencapai kecepatan pemisahan (separation velocity) yang sama dengan kecepatan kosmik pertama, atau sekitar 7,9 kilometer per detik.

Namun, misi kali ini membutuhkan kecepatan pemisahan melebihi 11,2 kilometer per detik, yang dikenal sebagai kecepatan kosmik kedua, untuk melepaskan diri dari pengaruh gravitasi Bumi, sehingga membutuhkan kecepatan dan energi yang tinggi, papar CASC.

Baca Juga: China Rampungkan Pengujian Mesin Roket Cair Bobot Besar dan Dapat Digunakan Kembali

Selain itu, asteroid memiliki karakter ukuran yang kecil, massa yang rendah, dan gravitasi yang lemah, sehingga proses "penangkapan" asteroid menjadi sangat sulit dan membutuhkan presisi yang luar biasa dalam lintasan roket.

Selama peluncuran ini, roket mencapai kecepatan 11,2 kilometer per detik, dengan deviasi kecepatan yang diizinkan tidak lebih dari 1 meter per detik, yang jika melenceng dapat menyebabkan kesalahan posisi hingga 1 juta kilometer.

"Mencapai ketepatan lintasan seperti itu ibarat melemparkan bola basket dari Shanghai untuk masuk ke dalam ring di Beijing, sambil memastikan sudut dan kecepatan bola saat memasuki ring sudah tepat," kata CASC.

Baca Juga: Gunakan Roket Long March-2D, China Luncurkan Konstelasi Satelit Komputasi Antariksa

Setelah mengevaluasi kapasitas muatan roket, kemampuan kinerja, dan keandalannya, Long March-3B dipilih sebagai kendaraan khusus untuk misi Tianwen-2, ujar CASC.

Halaman:
Sumber: Xinhua

Berita Terkait