KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Pimpin Pendampingan TNI AD untuk Ketahanan Pangan di Gununghejo
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Jumat, 07 Februari 2025 12:02 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam sebuah rapat pimpinan TNI mendapat perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk ikut memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
Penguatan ketahanan pangan itu dilakukan TNI AD dengan cara memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan perkebunan atau pun lumbung pangan.
Pekerjaan ketahanan pangan tersebut dirasa cocok untuk TNI AD. Pasalnya dari seluruh institusi, TNI AD memiliki banyak kelebihan seperti personel yang banyak, armada yang layak untuk menempuh jarak jauh, hingga pengetahuan personel yang cukup baik dalam bercocok tanam.
Sebenarnya, sebelum Prabowo memberikan perintah tersebut, Maruli dan anak buahnya sudah banyak mengerjakan lahan-lahan kosong menjadi perkebunan.
Tidak hanya itu, Maruli yang dikenal sebagai "Jenderal Air" itu juga sudah banyak membuat titik air di seluruh Indonesia. Semenjak Maruli menjadi Pangdam Udayana pada 2020, ada 3.600 titik air sudah tercipta dari tangan dinginnya.
Titik air itu tentu berkesinambungan dengan program ketahanan pangan karena berfungsi untuk mengaliri lebih dari 46.000 hektare sawah yang ada di sejumlah daerah di Indonesia.
ANTARA berkesempatan untuk menengok salah satu lokasi yang dijadikan TNI AD sebagai kebun penghasil sayur dan buah buahan, awal Februari. Lahan tersebut berada di Desa Gununghejo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, atau sekitar dua kilometer dari kantor Koramil 1903 Darangdan.
Saat perjalanan tiba di tepi jalan pintu masuk ke lahan yang digarap tentara itu, terlihat kondisi jalan yang penuh dengan tanah liat akibat hujan. Jalan di sana masih berupa tanah merah yang lunak ketika diinjak.
Jalur berlumpur itu menghiasi perjalanan yang berjarak sekitar 100 meter menuju lahan ketahanan pangan. Setelah melewati kebun jagung dan jalur yang menanjak, barulah terlihat lahan yang dimaksud. Lahan tersebut berada tepat di bukit yang menghadap ke lembah pegunungan dengan pemandangan kota di tengahnya.
Baca Juga: Teddy Indra Wijaya yang Ditunjuk Jadi Sekretaris Kabinet Disebut Masih Aktif sebagai Prajurit TNI AD
Terlihat ada lahan-lahan yang sudah disekat rapi dan ditutupi oleh plastik berwarna putih. Plastik tersebut memiliki lubang berdiameter sekitar 2 cm untuk ditanami bibit.
Beberapa petani lokal terlihat hilir mudik di tengah lahan dengan kaki telanjang yang berotot dan berlumuran tanah liat. Tidak hanya warga, terdapat pula anggota TNI sibuk memasukkan bibit cabai ke lahan yang sudah tertutup plastik itu.
Kondisi lahan tani pun terbagi dalam beberapa bagian. Layaknya tangga, lahan ada yang di bagian atas, tengah, dan bawah bukit. Total lahan yang akan digunakan TNI AD dan masyarakat itu seluas 200 hektare.
Danramil 1903 Darangdan Lettu Unang Sunaria mengatakan, lahan tersebut awalnya milik PTPN. Setelah tidak diolah kembali sejak 2018, lahan yang semula kebun karet tersebut akhirnya diolah oleh TNI AD untuk kebutuhan pangan.
Sejak Desember 2024, lahan tidur tersebut mulai digarap untuk dijadikan kawasan lahan pertanian dan kehutanan. Sejak saat itu pula TNI menggandeng 302 petani setempat untuk mengelola lahan tersebut. Para petani juga mendapatkan pelatihan dari anggota TNI tentang tata cara bertani yang baik dan efektif.
Alhasil, lahan gersang perkebunan karet tersebut akhirnya berubah menjadi kebun sayur dan buah-buahan seperti saat ini. Tidak hanya lahan pertanian, perkebunan ini juga dilengkapi dengan delapan embung yang berfungsi untuk menampung air.
Baca Juga: Brigjen TNI Wahyu Yudhayana: TNI AD Tingkatkan 5 Korem Jadi Kodam untuk Dukung Ketahanan Pangan
Setiap embung berukuran 12 m kali 15 m dan mempunyai kedalaman 4 m. Embung tersebut berfungsi untuk menampung air dan mengalirkannya ke seluruh lahan pertanian.
Di kebun tersebut, TNI menanam beberapa buah-buahan seperti alpukat, lengkeng, mangga, durian, manggis, petai, dan sawo. Sedangkan untuk sayuran ada cabai, tomat, ceri, bawang merah.
Menurut Unang, untuk sayuran diperkirakan akan panen satu tahun sekali sedangkan buah-buahan akan panen dua atau tiga tahun sekali.***