DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Elza Peldi Taher: Rata, Anjing Kecil yang Setia

image
Ilustrasi Elza Peldi Taher dan Rata, anjingnya yang setia (Foto: Elza Peldi Taher)

Oleh Elza Peldi Taher*

ORBITINDONESIA.COM - Waktu kecil di di kampung halaman, Solok-Selatan, Sumatra Barat, saya punya seorang sahabat setia. Namanya Rata. Ia bukan manusia, melainkan seekor anjing. Kesetiaannya pada saya lebih dari sekadar kata-kata. Kemanapun saya pergi, ia selalu ada. 

Setiap pagi, ia menemani saya jalan kaki  ke sekolah di dekat jembatan Batang Laweh, yang berjarak kurang lebih  satu kilometer. Siang hari saat pulang sekolah Rata sudah menunggu di depan pintu sekolah. Kami tak langsung pulang, tapi pergi ke bukit mencari rumput untuk makanan sapi di rumah.

Baca Juga: Elza Peldi Taher tentang Mahakarya Randai II: Malin Kundang, Durhaka yang Membawa Bencana

Bukit itu seperti rumah kedua kami, tempat di mana kami bisa berbicara tanpa kata. Kadang, kami pergi ke pinggir bukit membawa sapi untuk mencari makanan. Di sana sampai sore saya menghabiskan banyak waktu, kadang mengerjakan pekerjaan sekolah, ditemani Rata. 

Takdir kemudian menentukan saya harus berpisah dengan Rata ketika saya harus pindah sekolah ke Jakarta. Berpisah dari Rata adalah saat yang sangat sulit. Ada kesedihan yang mendalam ketika harus meninggalkan makhluk yang setia ini. 

Saat saat akan berangkat Rata nampak gelisah. Sepertinya ia  sudah punya naluri bahwa waktunya bersama saya tak akan lama lagi. Ketika saya akan naik bus, Rata sudah menjauh. Ia hanya diam ketika saya melambaikan tangan. Ia hanya menatap dari jauh dengan wajah yang murung.

Baca Juga: Inilah Kesaksian Elza Peldi Taher tentang Perjalanan Sukses Denny JA yang Berulang Tahun ke-61, 4 Januari 2024

Tiba di Jakarta, tak sampai setahun, saya menerima surat dari emak yang memberitakan bahwa Rata telah mati. Dalam surat itu dikatakan bahwa sejak saya pergi, ia tidak lagi mau makan, banyak  termenung. Jika siang ia pergi ke sekolah dan sore kemudian pulang dengan lesu. 

Bagi banyak orang Minang, terutama yang tinggal di daerah bukit dan pegunungan seperti saya, memelihara anjing bukanlah hal yang asing. Anjing dipelihara bukan hanya sebagai penjaga rumah, tetapi juga sebagai penjaga sawah atau kebun, menjaga dari binatang liar yang bisa merusak tanaman.

Anjing, dengan kepekaannya yang luar biasa, bisa dipercaya untuk melindungi harta benda mereka. Bahkan, dalam tradisi berburu babi, anjing menjadi mitra yang tak tergantikan. Mereka bukan hanya teman, tetapi penjaga setia yang bekerja tanpa pamrih.

Baca Juga: Elza Peldi Taher: Keadilan Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

Hari Sabtu atau Minggu, adalah hal yang biasa melihat seseorang mengendarai motor dengan tiga ekor anjing di belakangnya, siap untuk berburu di hutan. Penciuman anjing yang tajam membuat mereka mampu mendeteksi keberadaan babi yang merusak tanaman.

Halaman:

Berita Terkait