DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Dokter Tjatur Kuat Sagoro: Beberapa Hal Patut Diwaspadai Ketika Virus HMPV Menulari Anak-anak

image
Pemeriksaan virus HMPV. (Foto Antara/Dinkes Kota Bogor)

ORBITINDONESIA.COM - Dokter spesialis anak konsultan respirologi dari RSUP Persahabatan, Tjatur Kuat Sagoro menyebut, terdapat sejumlah hal yang perlu diwaspadai oleh orang tua saat HMPV (Human metapneumovirus) menyerang anak- anak.

“Apabila ditemukan seperti ini, kita perlu waspada dan perlu membawa anak ke rumah sakit,” kata Tjatur Kuat Sagoro dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat, 10 Januari 2025.

Tjatur Kuat Sagoro mengatakan, hal pertama yang patut diwaspadai oleh orang tua adalah ketika anak merasa gelisah, tidak ceria seperti sebelumnya dan tidur tidak lelap.

Baca Juga: Wabah Virus HMPV Mengganas di Tiongkok, Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Panik

Hal selanjutnya, yakni terjadi sesak napas, adanya napas cuping, retraksi suprasternal dan intercostal. Menurut Tjatur, sesak napas pada anak berbeda dengan orang dewasa dalam hal frekuensinya.

Pada bayi usia 0-2 bulan, napas dibilang cepat apabila tarikannya lebih dari 60 kali per menit. Kemudian pada anak usia 2 bulan sampai 1 tahun dinyatakan cepat bila nafasnya lebih dari 50 kali per menit dan begitu seterusnya.

Tjatur melanjutkan, khusus pada bayi, hal yang perlu diwaspadai apabila minum tidak habis seperti biasa dan mudah melepaskan hisapan. “Kalau dia minum ASI atau susu ya, itu minum lepas, minum lepas, itu harus waspada,” katanya.

Baca Juga: PT KAI, Cahyo Widiantoro: Aturan Naik Kereta Api Tidak Berubah Meski Virus HMPV Masuk Indonesia

Kondisi lain yang ia sebutkan yakni bila anak digendong, detakan jantung terasa lebih cepat dan anak tidak mau bermain seperti biasa.

Menurutnya, penularan infeksi HMPV pada anak melalui percikan napas (droplet), dengan masa inkubasi berkisar antara tiga sampai lima hari meskipun dapat bervariasi antar individu. Gejalanya pada anak berupa batuk, pilek, demam, sakit kepala hingga sakit tenggorokan.

Adapun pengobatan untuk infeksi HMPV bersifat suportif yakni fokus pada penanganan gejala yang timbul seperti antipiretik, oksigenasi dan terapi cairan.

Baca Juga: Beijing Bantah Ada Penyebaran "Virus Tak Dikenal" di China, HMPV Bukan Virus Baru

Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan kemungkinan penggunaan ribavirin, immunoglobulin, fusion inhibitors dan small interfering ribonucleic acids (siRNA) untuk pengobatan dan pengendalian infeksi HMPV.

Oleh sebab itu, Tjatur merekomendasikan pada seluruh masyarakat untuk mulai menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah, sekolah hingga tempat umum juga amat penting agar anak terlindungi dari penularan.***

Halaman:

Berita Terkait