DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengenal Sosok Pejuang Kemerdekaan dan Emansipasi Wanita Rasuna Said yang Jadi Google Doddle 14 September 2022

image
HR Rasuna Said yang menjadi Google Doodle 14 September 2022

ORBITINDONESIA- Semua orang Indonesia pasti sudah mengenal nama R.A Kartini, seorang pejuang emansipasi perempuan dari keluarga keraton namun Anda mungkin masih asing dengan nama Rasuna Said.

Rasuna Said adalah pejuang kesetaraan perempuan Indonesia yang berprofesi sebagai wartawan.

Bahkan diketahui jika Rasuna Said adalah wartawati pertama di Indonesia, tulisannya di media massa waktu itu terkenal keras, tajam dan radikal hingga membuat pemerintah Belanda gerah.

 Baca Juga: Unik Orang Tua di Musi Banyuasin Namai Bayi Mereka dengan Perdi Sambo

Namun sebelum menjadi wartawan Rasuna Said turut aktif dalam berbagai kegiatan politik yang menentang penjajahan Belanda di tanah air. Salah satunya adalah dengan menjadi anggota Sarekat Rakyat (SR) sebagai Sekretaris cabang.

Rasuna Said kemudian juga bergabung dengan Soematra Thawalib dan mendirikan Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) di Bukittinggi pada tahun 1930.

Rasuna Said juga ikut mengajar di sekolah-sekolah yang didirikan PERMI dan kemudian mendirikan Sekolah Thawalib di Padang, dan memimpin Kursus Putri dan Normal Kursus di Bukittinggi.

Baca Juga: Indopop Movement 2022 Gemparkan New York dengan Tampilkan Sederet Penyanyi Pop dan Dangdut Asal Indonesia

Rasuna Said sangat mahir dalam berpidato mengecam pemerintahan Belanda. Rasuna Said juga tercatat sebagai wanita pertama yang terkena hukum Speek Delict, yaitu hukum kolonial Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda.

Setelah berganti-ganti tugas yang diemban barulah pada tahun 1935 Rasuna Said menjadi pemimpin redaksi majalah Raya.

Bahkan tulisannya dianggap sebagai tonggak utama untuk melawan Belanda, sayangnya gerakan Rasuna dibatasi oleh polisi rahasia Beland.

 Baca Juga: Coach Resmi Luncurkan Koleksi Musim Semi 2023 Bertema Luxury dan Heritage

Semangat Rasuna Said untuk menybarkan tidak perlawanan tidak berhenti sampai di situ pada tahun 1937, di Medan ia membuat koran mingguan bernama Menara Poeteri.

Slogan koran ini mirip dengan slogan Bung Karno, "Ini dadaku, mana dadamu".

Koran ini banyak menulis tentang perempuan. Tetapi sasaran utamanya adalah memasukkan kesadaran pergerakan, yaitu antikolonialisme, di tengah-tengah kaum perempuan.

Baca Juga: Ini Kata Psikolog, Cara Mencegah Peristiwa Perundungan Dimulai dari Wellbeing dan 8K

Rasuna Said membawahi rubrik "Pojok". Untuk menghindari penyensoran oleh Belanda Rasuna menggunakan nama samaran: Seliguri, yang konon kabarnya merupakan nama sebuah bunga. Tulisan-tulisan Rasuna dikenal tajam, tulisannya tepat sasaran, dan selalu mengambil sikap lantang antikolonial.

Setelah proklamasi kemerdekaan Rasuna Said masih aktif di dunia politik dan mengkampanyekan hak-hak perempuan.

Seorang Muslim yang taat, Rasuna secara aktif berkampanye untuk hak-hak pendidikan dan politik perempuan, Rasuna percaya dengan prinsip reformisnya memberikan dasar untuk mengadvokasi perempuan.

Baca Juga: Inilah Tips Bergaya Tetap Modis dan Slay Bagi si Plus Size

Keyakinan agamanya meyakinkannya bahwa perempuan harus terdidik. Ketika dia pindah ke Padang pada tahun 1931, dia kecewa ketika mengetahui bahwa perempuan dilarang mengenyam pendidikan dan politik aktif.

Di sana dia mendirikan sekolah dan mendirikan bagian Permi untuk perempuan dan anak perempuan. Pada tahun 1933, Permi, yang didirikan oleh para aktivis muda yang mendukung hak perempuan atas pendidikan agama, memiliki ribuan anggota perempuan. 

Jabatan terakhir yang diembannya adalah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung hingga akhir hayatnya di tahun 1965.***

Berita Terkait