DECEMBER 9, 2022
Internasional

Presiden Joe Biden: Intelijen AS Selidiki Kaitan Serangan di New Orleans dan Las Vegas

image
Presiden AS Joe Biden. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Badan intelijen Amerika Serikat sedang menyelidiki kemungkinan keterkaitan antara serangan teroris di New Orleans dengan ledakan sebuah Cybertruck di dekat Trump Hotel di Las Vegas, kata Presiden AS Joe Biden pada Kamis, 2 Januari 2024.

“Kami sedang menelusuri ledakan sebuah Cybertruck di luar Trump Hotel di Las Vegas. Penegak hukum dan komunitas intelijen juga menyelidiki hal ini, termasuk apakah ada kemungkinan hubungan dengan serangan di New Orleans,” ujar Joe Biden dalam pidatonya dan menambahkan hingga saat ini belum ada informasi tambahan yang dapat disampaikan.

Pada Rabu sebelumnya, 1 Januari 2024, FBI mengidentifikasi tersangka serangan di New Orleans sebagai Shamsud-Din Jabbar, seorang warga negara AS berusia 42 tahun asal Texas.

Baca Juga: Media: Tim Transisi Donald Trump Abaikan Proses Pemeriksaan oleh FBI untuk Seleksi Menteri

FBI juga melaporkan bahwa simbol-simbol yang terkait dengan kelompok teroris Negara Islam (ISIS) ditemukan di dalam mobilnya.

“FBI juga melaporkan kepada saya bahwa beberapa jam sebelum serangan, ia mengunggah video di media sosial yang menunjukkan bahwa dirinya terinspirasi oleh ISIS, terutama oleh keinginan mereka untuk membunuh,” tambah presiden.

Sebelumnya pada Rabu malam, sebuah Tesla Cybertruck meledak di dekat Trump International Hotel di Las Vegas. Satu orang tewas dan tujuh lainnya terluka dalam ledakan tersebut, kata Departemen Kepolisian Las Vegas, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

Baca Juga: Donald Trump Akan Calonkan Kash Patel sebagai Direktur FBI untuk Gantikan Chris Wray

Serangan di New Orleans terjadi pada Rabu dini hari, ketika pengemudi menabrakkan truk ke kerumunan orang yang sedang merayakan Tahun Baru di Bourbon Street, New Orleans, dan kemudian melepaskan tembakan.

Polisi berhasil melumpuhkan pelaku. FBI kemudian melaporkan kepada RIA Novosti bahwa 15 orang tewas dalam serangan itu dan 35 lainnya terluka, termasuk dua petugas polisi.

FBI sedang menyelidiki serangan tersebut sebagai aksi terorisme, ujar Biden sebelumnya, seraya menambahkan bahwa ia telah menginstruksikan timnya untuk menyediakan semua sumber daya yang diperlukan bagi penegakan hukum di tingkat federal, negara bagian, dan lokal.

Baca Juga: Penggerebekan Terbesar FBI Sita 150 Bom Rakitan Milik Kelompok Ekstrem di Virginia

Presiden terpilih Donald Trump mengaitkan serangan tersebut dengan imigrasi ilegal, mengeklaim bahwa tingkat kejahatan di AS saat ini lebih tinggi dari sebelumnya.***

Berita Terkait