DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Menteri Transmigrasi Berharap Program Beasiswa Patriot Lahirkan Peraih Nobel dari Indonesia

image
Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanegara (kiri) tiba di Gedung JB Sumarlin untuk melakukan pertemuan dengan jajaran LPDP di Jakarta, Kamis, 28 November 2024. ANTARA/Uyu Septiyati Liman

ORBITINDONESIA.COM - Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanegara menyatakan, ia berharap pelaksanaan program Beasiswa Patriot dapat mendukung realisasi visi Indonesia Emas 2045 hingga melahirkan peraih penghargaan Nobel dari Indonesia di masa mendatang.

Program Beasiswa Patriot merupakan pemberian bantuan dana pendidikan hasil kolaborasi antara Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang rencananya akan diluncurkan tahun depan sebagai bagian dari program Transmigrasi Patriot.

“Tujuan jangka panjang program Transmigrasi Patriot ini bukan sekadar membangun peradaban di kawasan transmigrasi berbasiskan kesejahteraan dan persatuan. Kami berharap akan ada peraih Nobel dari anak-anak bangsa yang penemuannya bermanfaat bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 28 November 2024.

Baca Juga: Sulawesi Barat Terima 28 KK Transmigran Asal Jawa Barat untuk Ditempatkan di Pasangkayu dan Mamuju Tengah

Melalui program tersebut, lanjut Iftitah, kawasan transmigrasi dapat menjadi laboratorium lapangan bagi para saintis muda Indonesia untuk mengembangkan berbagai inovasi demi Indonesia Emas 2045.

Iftitah menuturkan, para peserta beasiswa tersebut juga diharapkan dapat membangun jejaring dengan para saintis terbaik dunia di universitas mereka masing-masing dan mengajak para profesional tersebut untuk turut memajukan kawasan transmigrasi di Indonesia.

“Dengan kata lain, tidak menutup kemungkinan ada global village di kawasan-kawasan transmigrasi, tentu setelah melalui prosedur dan protokol keamanan (imigrasi) yang telah ditetapkan oleh negara,” katanya.

Baca Juga: Konser Amal “September Selalu Ceria” Dengan Bintang Tamu Vina Panduwinata Hasilkan Rp2 M untuk Beasiswa IPB

Ia mengatakan bahwa sebenarnya banyak investor yang juga ingin mengembangkan kawasan transmigrasi, tetapi pihaknya khawatir kawasan tersebut justru dieksploitasi karena para pelaku usaha lebih cenderung berorientasi kepada keuntungan (profit-oriented).

Iftitah menyampaikan bahwa beberapa investor berkegiatan di kawasan transmigrasi hanya berdasarkan Perjanjian Kerja Sama (PKS), sehingga tidak memberikan kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) secara signifikan.

“Itu hanya memberikan nilai tambah kepada para transmigran, itu pun harus dilihat apakah itu adil atau tidak. Saya sampaikan kepada para pegawai Kementerian Transmigrasi, coba ditelaah dulu, jangan sampai nanti negara dirugikan,” ucapnya.

Baca Juga: Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi Sebut Ditunjuk Prabowo Jadi Wakil Menteri Transmigrasi

Mempertimbangkan permasalahan tersebut, ia pun menegaskan pentingnya membangun sumber daya manusia (SDM) lokal yang berpengetahuan dan berkemampuan berbasis sains untuk menjaga agar kawasan transmigrasi tidak dieksploitasi.

Ifititah menyebutkan terdapat 45 kawasan transmigrasi yang menjadi prioritas dalam program Transmigrasi Patriot tersebut, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Ada 45 kawasannya, ada yang di Sumatera, ada yang di Kalimantan, ada yang di Sulawesi, ada yang di NTT, ada yang di NTB, maupun ada yang di Maluku dan Papua. Jadi tersebar, kecuali di Jawa,” ujar Iftitah Sulaiman Suryanegara.***

Berita Terkait