Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa: Kelompok Fatah dan Hamas Akan Bertemu di Kairo Mesir
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 25 September 2024 16:42 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa mengatakan bahwa perwakilan dari kelompok Fatah dan Hamas akan segera mengadakan pertemuan di ibu kota Mesir, Kairo.
Dalam wawancara dengan saluran Al Jazeera Mubasher pada Selasa, 24 September 2024, Mohammad Mustafa menyatakan bahwa pembicaraan ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan guna memperbaiki kondisi demi melayani masyarakat Gaza.
Mohammad Mustafa menambahkan bahwa pembicaraan ini bisa diperluas untuk melibatkan kelompok-kelompok Palestina lainnya.
Baca Juga: Hamas Kecam Israel Karena Rekrut Warga Afrika Pencari Suaka untuk Ikut Perang di Jalur Gaza
Setelah berakhirnya perang Israel di Gaza, Mustafa menyebut bahwa Jalur Gaza akan dikelola oleh Otoritas Palestina.
Ia menegaskan, Gaza adalah bagian dari wilayah Palestina, dan Otoritas Palestina beserta lembaganya serta para pegawainya ada di Jalur Gaza, khususnya dalam menjalankan pekerjaan di bidang pendidikan dan kesehatan.
Mustafa menekankan, satu-satunya otoritas yang sah di Palestina adalah negara Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Ia juga menyampaikan, Otoritas Palestina akan memerintah Jalur Gaza dengan cara yang mencakup semua entitas Palestina tanpa mengecualikan siapapun.
Mustafa juga menyoroti pentingnya menyatukan rakyat Palestina dan mengoordinasikan upaya untuk rekonstruksi Gaza serta mewujudkan kenegaraan Palestina di masa depan.
Ia menyerukan kepada aktor-aktor internasional, terutama Amerika Serikat (AS), untuk mendukung hak-hak Palestina dan mendesak Washington agar mewujudkan solusi dua negara yang selama ini hanya sebatas retorika menjadi langkah nyata dengan mengendalikan Israel.
Baca Juga: Hamas Konfirmasi Tewasnya Komandan Lapangan dalam Serangan Udara Israel di Lebanon
Pembicaraan di Kairo itu merupakan tindak lanjut pertemuan dua hari di Beijing dan perjanjian rekonsiliasi yang ditandatangani oleh 14 kelompok Palestina, termasuk Fatah dan Hamas, pada bulan Juli lalu untuk mengakhiri perpecahan internal dan mempromosikan persatuan Palestina.***