DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Ahli Utama Nia Niscaya: Nilai Ekonomi Kreatif Naik 55,65 Persen dari Target Tahun 2024

image
Nia Niscaya. (OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - Sektor ekonomi kreatif Indonesia hingga triwulan I 2024 berindikasi baik dengan capaian nilai tambah mencapai Rp749,58 triliun atau naik 55,65 persen dari target Rp1,347 triliun.

“Semester kedua mudah-mudahan bisa tercapai dan mungkin bisa lebih,” kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya dalam The Weekly Brief With Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin 12 Agustus 2024.

Nia menjelaskan, ada tiga subsektor unggulan untuk nilai tambah ekonomi kreatif; kuliner, fesyen, dan kriya.

Baca Juga: Turis Asing yang Berkunjung ke Indonesia Naik 23,78 Persen, Nia Niscaya: Berdampak kepada Pertumbuhan Ekonomi

Tiga subsektor ini diperoleh dari data Deputi Bidang Kebijakan Strategi yang telah menyurvei pelaku sektor ekonomi kreatif.

Sedangkan untuk ekspor, katanya, pemerintah menargetkan kontribusi ekonomi kreatif mencapai 27,53 miliar dolar AS.

Dari data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai semester I 2024, nilai ekspor ekonomi kreatif 12,36 miliar dolar AS. Ini meningkat 4,46 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Baca Juga: Emiten Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bakal Tarik Investor, Nia Niscaya: Berdampak kepada Perekonomian

Nilai ekspor ekonomi kreatif berdasarkan komoditas didominasi oleh 4 subsektor; fesyen 6.767,62 juta dolar AS, kriya 4.755,79 juta dolar AS, kuliner 829,66 juta dolar AS, dan penerbitan 6,15 juta dolar AS.

“Kalau wisatawan nusantara lebih banyak kuliner karena masyarakat ketika jalan-jalan cari makanan khas.”

“Beda dengan ekspor, nomor satu adalah fesyen kemudian kriya, kuliner, dan penerbitan,” tambah Nia.

Baca Juga: Nia Niscaya: Ada 3 Maskapai Internasional Siapkan Rute Penerbangan ke Indonesia

Adapun lima negara tujuan ekspor adalah Amerika Serikat 4.078,09 juta dolar AS, Swiss 908,47 juta dolar AS, Jepang 619,28 juta dolar AS, Hongkong 582,63 juta dolar AS, dan India 541,78 juta dolar AS. ***

Berita Terkait