Otniel Tasman Asal Banyumas, Peserta Program Residensi Budaya 2024 Usung Proyek Kesenian Antikolonialisme
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 31 Juli 2024 03:16 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Peserta program residensi pemajuan kebudayaan 2024 asal Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Otniel Tasman akan mengusung kesenian antikolonialisme dalam proyeknya ke depan.
"Saya ingin mengusung kesenian yang antikolonialisme. Saya punya proyek ke depan, ini bagian dari riset untuk menggabungkan spiritualitas di Banyumas, saya juga pernah di Lengger, digabungkan dengan Tari Topeng Losari dari Cirebon, Jawa Barat," kata Otniel Tasman, saat ditemui usai acara makan malam dalam rangka penyambutan peserta residensi pemajuan kebudayaan 2024 di Jakarta, Selasa, 30 Juli 2024.
Otniel Tasman tertarik mengikuti residensi budaya tersebut karena dirinya menaruh perhatian pada isu lintas-kultural, gender, dan spiritualitas, yang jika digabungkan dalam suatu pertunjukan akan menjadi sebuah karya menarik.
Baca Juga: Paguyuban Yogyakarta Gelar Seni Budaya di Anjungan Taman Mini Indonesia Indah
"Kita punya isu lintas-kultural, lintas-gender, dan lintas-spiritualitas yang menarik buat saya, bagaimana energi kami bisa disatukan dalam satu pertunjukan yang ke depannya akan dikemas, sehingga harapan saya akan menjadi karya yang menarik, di mana ada isu lintas-batas yang bisa dipadukan antara Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur," ujarnya.
Ia menyebut akan mempelajari lebih mendalam tentang Topeng Losari dengan musik, karakter dan spiritualitas di dalamnya, yang menjadi alasan utama mengapa ia tertarik mengikuti residensi tersebut.
"Saya memang tertarik dengan Topeng Losari, hingga akhirnya saya mengikuti residensi ini. Nantinya saya tidak hanya belajar tari, tetapi sejarahnya juga, mengalami kehidupan di sana, spiritualitasnya, seluk beluknya," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan mengatakan, jumlah pelamar residensi tersebut sebanyak 169 pelaku budaya di tingkat nasional, dan 53 pelaku budaya di tingkat internasional. Mereka adalah pelaku budaya yang secara aktif bekerja di bidang kebudayaan.
"Hasil karya residensi pemajuan kebudayaan ini akan dipresentasikan pada 1 September 2024 di kawasan Kota Tua, Jakarta," kata Restu.
Program residensi pemajuan kebudayaan tahun 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Residensi tersebut akan diperluas ke 10 titik objek pemajuan kebudayaan yang mengarah pada diplomasi budaya menuju dunia internasional.
Peserta residensi dari luar negeri akan berkolaborasi dengan pelaku budaya nasional yang telah terseleksi sejumlah 30 orang, dan melakukan pertukaran budaya selama bulan Agustus 2024 di tiga lokasi dengan objek pemajuan kebudayaan yaitu tari topeng Losari, Cirebon, Jawa Barat; musikalisasi pantun dan tradisi lisan, Pekanbaru, Riau; dan olahraga tradisional Jemparingan, DI Yogyakarta. ***