Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko Tak Setuju Anggota TNI Boleh Berbisnis Karena TNI Harus Profesional
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 22 Juli 2024 13:39 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Purn. Moeldoko menyatakan bahwa pihaknya tidak setuju anggota TNI menjalankan bisnis karena TNI harus bersikap profesional dalam pekerjaannya.
Moeldoko yang mantan Panglima TNI tersebut menilai, anggota TNI tidak boleh bergeser dari bidang pekerjaannya untuk beralih menjalankan bisnis.
"Saya secara pribadi tidak setuju TNI boleh bisnis. La nanti gimana urusan kerjaannya? TNI profesional. Jangan bergeser dari itu. Enggak ada lagi yang bergeser dari itu," kata Moeldoko saat memberikan keterangan pers di Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden Jakarta, Senin, 22 Juli 2024.
Baca Juga: Cecep Hidayat: Jabat Tangan AHY - Moeldoko Terjadi Berkat Peran Besar Presiden Jokowi
Moeldoko menjelaskan bahwa sebelumnya TNI memang memiliki lembaga yayasan.
Lembaga yayasan tersebut, kata Moeldoko, cenderung sebagai media berbisnis. Namun, saat ini sudah tidak ada lagi lembaga yayasan di TNI.
"Kalau dahulu, TNI memiliki yayasan. Akhirnya lembaga-lembaga yayasan yang cenderung untuk alat bisnis sudah tidak ada lagi di TNI," kata Moeldoko.
Baca Juga: Melantik Dua Deputi Baru, Moeldoko Tekankan Pentingnya Jaga Warisan Kepemimpinan Presiden Jokowi
Dalam Pasal 39 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia dijelaskan beberapa hal larangan anggota TNI, di antaranya dilarang menjadi anggota partai politik, dilarang terlibat dalam kegiatan politik praktis, dilarang terlibat dalam kegiatan bisnis, dan terakhir dilarang terlibat dalam kegiatan yang bertujuan untuk dipilih sebagai anggota legislatif ataupun jabatan lain yang bersifat politis.
Pihak TNI mengusulkan kepada Kemenko Polhukam untuk menghapus larangan anggota TNI membuka usaha yang tercantum pada Pasal 39 huruf c dalam UU TNI Nomor 34 Tahun 2004.
Usul tersebut disampaikan salah satu anggota TNI dalam forum diskusi yang disediakan Kemenko Polhukam untuk membahas RUU TNI di Jakarta Pusat, Kamis, 11 Juli 2024.
Baca Juga: Ketua Umum Periklindo Moeldoko Sebut Insentif untuk Mobil Hybrid Dapat Menghambat Pertumbuhan BEV
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Marsekal TNI Purn. Hadi Tjahjanto menjelaskan bahwa pembahasan mengenai usulan penghapusan larangan TNI berbisnis itu tengah dilakukan dalam rangka daftar intervensi masalah (DIM) RUU TNI.
RUU TNI yang telah sampai pada penyusunan DIM itu merupakan RUU yang menjadi inisiatif DPR.***