Presiden Jokowi Berharap Perdana Menteri Dick Schoof Perkuat Kemitraan Indonesia - Belanda
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 08 Juli 2024 12:51 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Jokowi (Joko Widodo) berharap pengangkatan Dick Schoof sebagai Perdana Menteri Belanda dapat memperdalam kemitraan kuat dan abadi bagi Indonesia dan Belanda.
"Selamat kepada Dick Schoof atas pengangkatannya sebagai Perdana Menteri Kerajaan Belanda. Saya berharap dapat memperdalam kemitraan yang kuat dan abadi antara kedua negara kita," demikian petikan pernyataan Presiden Jokowi yang dilansir dari akun X @jokowi di Jakarta, Senin, 8 Juli 2024.
Dick Schoof, yang bernama lengkap Hendrikus Wilhelmus Maria "Dick" Schoof merupakan seorang pegawai negeri dan politikus Belanda yang menjabat sebagai Perdana Menteri Belanda, setelah dicalonkan pada pembentukan pemerintahan 2023–2024.
Baca Juga: Belanda dan RI Perkuat Ikatan Budaya Melalui Program Pertukaran Pengetahuan Museum
Mantan Kepala Dinas Intelijen Belanda itu menggantikan Mark Rutte sebagai Perdana Menteri Belanda pada 2 Juli 2024 melalui prosesi pelantikan oleh Raja Belanda Willem-Alexander.
Dalam agenda bilateral yang mempertemukan Presiden Jokowi dengan Mark Rutte di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, 9 September 2023, kedua pemimpin tersebut membahas kemitraan ASEAN dengan Belanda di bidang pembangunan dan ekonomi.
Dalam bidang ekonomi, Presiden Jokowi berharap Belanda dapat memberi dukungan kepada Indonesia untuk mengembangkan teknologi rendah karbon hingga mendorong penghapusan EU Deforestation Regulation.
Baca Juga: Piala Eropa 2024: Singkirkan Turki, Belanda ke Semifinal Melawan Inggris
Selain itu, Presiden Jokowi juga turut menyambut baik investasi Belanda untuk membangun Center of Excellence di Kota Surakarta hingga penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi dalam bidang energi baru terbarukan dan iklim.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi meminta dukungan Rutte terhadap proses pendaftaran Indonesia sebagai anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Presiden menyebut saat ini Indonesia telah melakukan sejumlah reformasi ekonomi yang sejalan dengan persyaratan OECD.***