China Tolak Permintaan Filipina untuk Bayar Kerugian 60 Juta Peso Akibat Bentrokan di Laut China Selatan
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 05 Juli 2024 17:52 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Otoritas China menegaskan, mereka tidak akan tunduk kepada permintaan Filipina untuk membayar 60 juta peso (Rp 16,6 milyar) atas kerusakan yang terjadi saat bentrokan bulan lalu di Laut China Selatan, kata seorang pejabat pada Kamis, 4 Juli 2024.,
Pihak Filipina harus menghadapi konsekuensi atas tindakan "ilegalnya", kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.
"Kapal Filipina melakukan misi pasokan ilegal, melanggar wilayah perairan China dan melancarkan provokasi," kata Mao dalam konferensi pers.
Baca Juga: DPR Filipina Undang Mantan Presiden Rodrigo Duterte Hadiri Rapat tentang Perang Narkoba dan Isu HAM
Dia mengatakan, petugas penjaga pantai China bertindak sesuai hukum untuk membela kedaulatan China. Filipina juga meminta dikembalikannya tujuh senjata yang diduga disita China menyusul konfrontasi pada 17 Juli itu.
Mao mendesak Filipina untuk menghentikan provokasinya dan mengatasi perbedaan melalui dialog.
Sementara itu, menanggapi klaim Senator Filipina Imee Marcos tentang rencana China menargetkan lokasi di seluruh Filipina dengan serangan rudal hipersonik, Mao mengatakan Beijing berkomitmen terhadap pembangunan damai dan kebijakan defensif tetapi akan mempertahankan hak sah dan stabilitas regionalnya jika terancam.
Baca Juga: Dibuka Dubes Agus Widjojo, KBRI Manila Pamerkan Produk dan Budaya Indonesia di Makati City, Filipina
Meskipun sebelumnya mengklaim bahwa mereka menahan diri untuk tidak menggunakan senjata dalam bentrokan bulan lalu untuk menghindari meningkatnya permusuhan, Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Romeo Brawner Jr. pada Kamis mengumumkan, pasukan Filipina akan membalas dengan kekuatan yang sama jika diserang lagi oleh penjaga pantai China.
Ketegangan antara dua negara baru-baru ini meningkat menyusul konfrontasi pada 17 Juni dimana penjaga pantai China berseteru dengan angkatan laut Filipina dan merusak kapal mereka.***