DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Irfan Idris: Sekolah Damai adalah Upaya BNPT Ciptakan Pendidikan yang Bersih dari Intoleransi dan Kekerasan

image
Direktur Pencegahan BNPT RI Irfan Idris dalam kegiatan Sekolah Damai di SMK Negeri 3 Bandung, Jawa Barat, Rabu, 19 Juni 2024. ANTARA/HO-BNPT RI

ORBITINDONESIA.COM - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT RI mengungkapkan, program Sekolah Damai merupakan salah satu upaya untuk menciptakan lingkungan pendidikan Indonesia bersih dari intoleransi, kekerasan, dan perundungan (bullying). Demikian dikatakan Direktur Pencegahan BNPT RI Irfan Idris.

Irfan Idris dalam kegiatan Sekolah Damai di SMK Negeri 3 Bandung, Jawa Barat, Rabu, 19 Juni 2024, mengatakan bahwa dunia pendidikan masih menghadapi tantangan dalam menghadapi tiga dosa besar dunia pendidikan, yakni intoleransi, kekerasan, dan perundungan.

"Untuk itu, butuh kerja bersama untuk menumbuhkan ketahanan peserta didik dalam menghadapi tantangan tersebut agar lingkungan pendidikan menjadi kondusif," kata Irfan Idris, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024.

Baca Juga: Lawan Radikalisme dan Terorisme, Boy Rafli Amar BNPT Galang Perempuan Berkebaya di Parade Budaya Nusantara

Menurut dia, memperkuat ketahanan peserta didik merupakan hal yang penting dalam memastikan bahwa mereka dapat berhasil dalam menghadapi beragam tekanan dan kejadian yang mungkin terjadi dalam proses belajar.

Oleh sebab itu, lanjut dia, Sekolah Damai yang digagas BNPT melalui Subdit Kontrapropaganda merupakan salah satu program yang mengoordinasikan institusi pendidikan untuk melawan radikalisme dan intoleransi di sekolah.

Irfan menjelaskan bahwa Sekolah Damai merupakan bagian dari tujuh program prioritas yang dicanangkan Kepala BNPT RI Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, yang memiliki empat elemen untuk membentuk ketahanan dalam lingkungan pendidikan.

Baca Juga: BNPT Curigai Ada Dana Bantuan Korban Gempa Cianjur untuk Kegiatan Terorisme

Ia menyebutkan, keempat elemen itu, yakni kesadaran bersama, keterikatan sosial, daya tahan masyarakat, dan daya tahan nasional.

Lebih lanjut, Irfan mengatakan bahwa peserta didik harus memahami berbagai bentuk intoleransi, kekerasan, dan perundungan di lingkungan sekolah.

Selain itu, dia juga mengingatkan kepada guru agar selalu waspada terhadap perekrutan kelompok radikal di dunia maya lantaran kelompok teroris cenderung menyasar generasi muda melalui media sosial dalam aksi perekrutannya.

Baca Juga: Kepala BNPT Mohammed Rycko Amelza Dahniel: Serangan Teror di Moskow, Rusia Adalah Tragedi Kemanusiaan

"Kelompok radikal teroris menggunakan dua cara untuk merekrut simpatisannya, yaitu soft approach dan hard approach," ucapnya.

Saat ini, kata Irfan, perempuan, anak, dan remaja cenderung menjadi target radikalisasi. Dengan pendekatan lembut, kelompok radikal teroris mengubah perempuan dan anak menjadi militan.

Di sisi lain, dia meminta kepada guru harus bisa mengetahui bahwa kelompok radikal teroris biasanya masuk melalui kajian ringan amar makruf nahi mungkar (perbuatan untuk melakukan suatu kebaikan).

Baca Juga: Wawan Ridwan: BNPT Yakin Peran Intelijen Sangat Vital Dalam Penanggulangan Terorisme

"Makin lama mereka akan mengatakan bahwa negara ini kafir dan sebagainya. Oleh karena itu, guru perlu memahami bentuk propaganda seperti kafir dan negara agama," ucap Irfan menjelaskan.

Kegiatan Sekolah Damai di SMKN 3 Bandung merupakan penyelenggaraan keenam program Sekolah Damai. Sebelumnya digelar di SMAN 1 Palu, SMAN 3 Serang, Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi, SMAN 3 Semarang, dan SMAN 39 Jakarta

Kegiatan Sekolah Damai di SMKN 3 Bandung tersebut merupakan hasil kolaborasi BNPT RI, Duta Damai BNPT, dan Dinas Pendidikan Jawa Barat.

Baca Juga: BNPT Bantu Penguatan Pengamanan Kilang Pertamina di Balikpapan, Kalimantan Timur Jelang HUT RI di IKN

Sekolah Damai di SMKN 3 Bandung diikuti oleh 150 guru dari SMKN 3 Bandung, SMKN 4 Bandung, SMKN 8 Bandung, SMAN 22 Bandung, SMAN 12 Bandung, SMAN 8 Bandung, SMAN 11 Bandung, SMA Muhammadiyah 1 Bandung, SMA Bina Warga, SMA Pasundan 1, dan SMA Muhammadiyah 3 Bandung. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait