DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Kota Sabang Aceh Ajak Petani di Pulau Weh Kembangkan Salak Varietas Lokal yang Berpotensi Besar

image
Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi saat melakukan panen buah salak varietas Sabang di Balohan, Sabang. (ANTARA/HO-Humas Pemkot Sabang)

ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah Kota Sabang, Aceh, mengajak petani di wilayah Pulau Weh itu untuk mengembangkan salak varietas lokal atau dikenal salak Sabang, yang dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pj. Wali Kota Sabang Reza Fahlevi, Rabu, 12 Juni 2024, mengatakan, lahan pertanian di daerah Pulau Weh itu sangat baik dan menjanjikan, sehingga perlu dimanfaatkan dengan baik dengan mengembangkan berbagai komoditas, salah satunya salak varietas lokal Sabang.

"Oleh karenanya dukungan secara bertahap tiap tahunnya dari pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang harus tetap dilakukan dan lebih ditingkatkan lagi," kata Reza di Kota Sabang tentang budidaya salak di Pulau Weh.

Baca Juga: Sabang ke Merauke Lebih Jauh Daripada London ke Mekkah: Betapa Besarnya Indonesia

Hal itu disampaikan Reza, yang didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang Fakri serta Kelompok Tani Gampong Balohan, saat melakukan panen salak Sabang di kebun milik Sarbini (59) di Gampong Balohan.

Reza mengatakan, salak merupakan tanaman unggulan yang tumbuh dan sudah memberi dampak positif bagi ekonomi masyarakat kota paling barat Indonesia itu.

Salak Sabang sudah memiliki sertifikat tanda daftar varietas tanaman lokal, dari Kementerian Pertanian sebagai salak berkualitas Sabang. Selain Salak, Sabang juga memiliki tanaman unggulan lainnya seperti cengkeh, coklat, pinang dan nilam.

Baca Juga: Kejaksaan Negeri Sabang Aceh Tahan Dua Tersangka Dugaan Korupsi Pembebasan Tanah

"Yang perlu kita lakukan ke depan adalah menjaga kualitas salak Sabang ini, dan juga memperluas area tanah agar produksinya lebih banyak. Tentu lebih banyak petani yang terlibat akan memberi kontribusi besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat," katanya.

Reza juga menyarankan petani untuk bekerja sama dengan Disperindagkop dan UKM Kota Sabang, agar salak dapat dikemas dengan lebih menarik sesuai kebutuhan turis dan wisatawan, sebagai upaya meningkatkan pemasaran produk.

"Contohnya dalam hal packaging yang masih menggunakan plastik, mungkin bisa di ubah dengan eumpang (tempat tradisional Aceh, red), selain ramah lingkungan juga lebih menarik khususnya bagi tamu-tamu," ujarnya.

Baca Juga: UMKM di Aceh Diminta BSI Agar Terbiasa dengan Transaksi Secara Digital, Salah Satunya Pakai QRIS

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Sabang Fakri mengatakan, saat ini ada 35 orang petani Salak Sabang. Tahun ini, pihaknya sudah mulai memperbanyak benih untuk disalurkan kepada petani lain, sehingga lahan semakin luas, mengingat jumlah produksi masih belum mencukupi permintaan pasar.

"Rata-rata (produksi, red) 2,5-3 kilogram per tandan, itu sekali panen kita rata-rata dua sampai tiga tandan. Pohon Salak ini tidak selalu semua pohonnya berbuah perlu ada proses dan perawatan tentunya," ujarnya.

Ia menambahkan, perlu dilakukan upaya rutin dalam merawat kebun salak. Sama halnya dalam memberantas hama, umumnya di Kota Sabang menggunakan pagar kawat yang kokoh dan terawat untuk mencegah masuknya hama babi.

Baca Juga: DPR Setujui 27 RUU Kabupaten dan Kota Jadi Undang-Undang: Aceh, Sumatra Utara, dan Bangka Belitung

Selain panen salak Sabang, pihaknya juga memantau perkembangan bantuan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) yang diberikan untuk kelompok tani Salak Sabang.***

Sumber: Antara

Berita Terkait