DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Dompet Dhuafa Kembangkan Peternakan Hewan Kurban Neo Plasma, Dorong Ekonomi Rakyat Kecil di Banten

image
Salah satu domba di peternakan Neo Plasma Kampung Benua, Desa Sindangheula, Serang, Banten. (ANTARA/Erafzon Saptiyulda AS)

ORBITINDONESIA.COM - Dompet Dhuafa (DD) memelopori pola peternakan berbasis neo plasma untuk mendorong ekonomi rakyat kecil, menyusul minimnya pelaksanaan kurban di beberapa wilayah Banten.

Pendamping Program Peternakan Dompet Dhuafa, Banten Agus Salim mengatakan, plasma merupakan peternakan kecil yang hanya menyediakan kandang dan tenaga peternak. Plasma tersebar pada daerah Kabupaten Serang, Lebak, dan Pandeglang dengan total populasi hewan kurban kurang lebih 250 ekor kambing.

Salah satu kandangnya di Kampung Benua, Desa Sindangheula, Serang, Banten yang dikelola Hardi, penerima manfaat Dompet Dhuafa sekaligus peternak neo plasma. “Alhamdulillah, dengan peternakan berbasis neo plasma dapat membantu kami dalam mendorong ekonomi yang lebih baik," ujarnya saat dikunjungi, Rabu, 5 Juni 2024 sore.

Baca Juga: Ikan Cupang Mulai Sepi Peminat, Peternak Mulai Bergeser Budidaya Ikan Mas Koki

Dia sebelumnya tidak memiliki pekerjaan alias serabutan, akhirnya mempunyai pekerjaan dengan menjadi peternak domba di Neo Plasma Benua dengan dukungan dari kelurahan dan DD bisa tumbuh dan produktif hingga saat ini.

Jangankan untuk hunian layak, untuk dapat makan seharian saja sudah cukup kala itu sebelum terjun ke peternakan.

"Rasanya sulit bagi saya untuk berkembang. DD Banten melihat peluang pada diri saya hingga bekerjasama mengembangkan program neo plasma di Kampung Benua ini," ucap pria 60 tahun itu.

Baca Juga: Hadapi El Nino, Ketersediaan Rumput Diprediksi Berkurang, Peternak di Lumajang Mulai Belajar Membuat Silase

Untuk kurban kali ini, domba di Neo Plasma Benua sudah 80 persen lolos quality control mulai dari kesehatan, gigi, mata, bobot, kaki hingga dipastikan siap untuk didistribusikan ke wilayah defisit daging kurban.

Selain melihat peluang dan potensi dari sosok Hardi, DD juga melihat perkembangan ekonomi di wilayah Desa Sindangheula, yang jauh dari ekonomi kecukupan.

Mayoritas masyarakat berprofesi sebagai pembuat sapu ijuk atau sapu lidi dengan berbasis industri rumahan sehingga berkurban belum jadi prioritas, sehingga satu, dua ekor saja di satu desa itu.

Baca Juga: Wayan Supadno: Impor Daging Ugal Ugalan Membunuh Profesi Peternak

DD dengan Kurban 3 Pasti diharapkan dapat meratakan konsumsi daging dan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi masyarakat, terutama wilayah yang defisit daging dan memastikan hewan kurban berkelamin jantan dan lolos quality control sehingga layak untuk kurban.

DD adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial, lebih 30 tahun menghadirkan layanan melalui lima pilar program, yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait