DECEMBER 9, 2022
Olahraga

Kiprah Shin Tae Yong dan Pratama Arhan di Piala Asia U23 Mengingatkan Publik pada Ahn Jung Hwan yang Dibenci Publik Italia

image
Sin Tae Yong. (Antara)

ORBITINDONESIA.COM – Shin Tae Yong dan Pratama Arhan menjadi dua aktor penting yang ikut menyingkirkan Korea Selatan di perempat final Piala Asia U23 2024 Qatar.

Shin Tae Yong asal Korea Selatan adalah pelatih Indonesia, sedangkan Pratama Arhan adalah pemain tim nasional (Timnas) Indonesia yang sekarang bergabung secara profesional dengan klub asal Korea Selatan, Suwon FC.

Shin Tae Yong punya andil besar dalam meracik permainan Timnas Indonesia, sedangkan Pratama Arhan adalah algojo adu tendangan penalti terakhir membawa Indonesia menang 11-10 melawan Korea Selatan.

Sepak terjang mereka menghentikan laju Korea Selatan ke semifinal di Piala Asia U23 ini mungkin saja menjadi pintu pembuka bagi publik Korea Selatan membenci mereka.

Kok bisa?

Peristiwa ini mengingatkan publik kepada Ahn Jung Hwan, pemain Korea Selatan yang dibenci publik Italia setelah ia menyingkirkan Italia di babak 16 besar Piala Dunia 2002.

Waktu itu, 18 Juni 2022, Ahn Jung Hwan yang membela Timnas Korea Selatan membikin gol emas lewat sundulan ke gawang Italia di babak tambahan waktu.

Sundulan Ahn Jung Hwan itu membuat Korea Selatan menang 2-1 sekaligus menyingkirkan Italia.

Setelah peristiwa itu, muncul kebencian publik Italia kepada Ahn Jung Hwan. Mereka menuding Ahn sebagai penyebab tersingkirnya Italia.

Lebih tragis lagi, klub Italia tempatnya berabung, Perugia memecatnya, karena presiden klub, Luciano Gaucci marah besar Italia disingkirkan Korea Selatan lewat golden goal Ahn Jung Hwan.

Di Perugia, Ahn Jung Hwan adalah pemain pinjaman dari Daewoo Royals, Korea Selatan.

Gaucci sebagai seorang yang nasionalis tidak terima dengan Ahn. Dia menganggap Ahn tidak tahu berterima kasih kepada Italia.

"Pemain itu takkan pernah menginjakkan kakinya di Perugia lagi. Dia hanya fenomenal ketika melawan Italia dan saya ini seorang nasionalis," kata Gaucci kepada Gazetta dello Sport.

"Saya mengambil keputusan ini bukan hanya karena dia melukai kebanggaan Italia. Tapi, dia juga menunjukkan sikap tak hormat kepada negara yang membukakan pintu untuknya dua tahun lalu. Saya tak berniat menggaji orang yang merusak sepak bola Italia."

Setelah lepas dari Perugia, Ahn memilih mudik ke Asia. Ia sempat ‘terdampar’ di Jepang untuk membela Shimizu S-Pulse dan Yokohama F. Marinos. Tampil cukup baik di sana, Ahn mendapat tawaran supaya kembali lagi ke Eropa.

Akan tetapi, perjuangannya untuk membuktikan diri sebagai pemain yang pantas berlaga di Eropa berakhir pahit karena bersama FC Metz di Prancis dan MSV Duisburg di Jerman dianggap biasa-biasa saja.

Ahn lantas pulang lagi Korea Selatan sebelum menyelesaikan karier sepak bolanya bersama klub Cina, Dalian Shide, di tahun 2011 lalu.

Pasca-pensiun, Ahn kini memilih untuk menjadi komentator sepak bola dan pembawa acara di sejumlah stasiun televisi di Korea Selatan. ***

Berita Terkait