China Sangkal Kirim Mata-mata ke Jerman dan Inggris untuk Lakukan Spionase Ekonomi
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 24 April 2024 08:43 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin pada Selasa, 23 April 2024 di Beijing, menyangkal tuduhan mengirim mata-mata ke Jerman dan Inggris untuk melakukan spionase ekonomi.
China juga membantah pemberitaan baru-baru ini mengenai apa yang disebut sebagai mata-mata China di Eropa. Menurut Beijing, semuanya merupakan berita bohong yang ditujukan untuk menjelek-jelekkan China.
Sebelumnya Jerman dan Inggris mengumumkan penangkapan sejumlah orang yang dicurigai bekerja sebagai mata-mata untuk China.
Kejaksaan di Berlin pada Senin, 22 April 2024 menyebut tiga warga negara Jerman telah menyerahkan teknologi yang berpotensi untuk keperluan militer kepada intelijen China, yang telah bekerja sama dengan mereka setidaknya sejak Juni 2022.
"Tidak hanya di Jerman, kami juga mencatat adanya berita di Inggris dalam beberapa hari terakhir. Kami dengan tegas menentang hal tersebut dan kami mendesak pihak-pihak terkait untuk berhenti menyebarkan disinformasi tentang apa yang disebut 'ancaman mata-mata China' dan menghentikan manipulasi politik serta fitnah jahat terhadap China," tegas Wang Wenbin dalam keterangan pers.
Wang Wenbin menegaskan, tuduhan bahwa China mungkin mencuri data intelijen Inggris adalah tuduhan yang tidak berdasar dan fitnah yang jahat, dan China dengan tegas menentang tuduhan tersebut.
Baca Juga: China Protes Ancaman Kenaikan Tarif Baja dan Alumunium Hingga Tiga Kali Lipat oleh AS
"Manipulasi jahat yang ditujukan kepada China harus dihentikan. Izinkan saya menjelaskannya, apa yang disebut sebagai 'ancaman mata-mata China' sama sekali tidak berdasar dan merupakan fitnah yang keji," ungkap Wang Wenbin.
Kejaksaan federal Jerman dalam pernyataan resminya menyebut tersangka utama "mata-mata China" adalah agen yang bekerja untuk "Ministry of State Security" China, sedangkan dua orang lainnya adalah pasangan suami istri yang menjalankan perusahaan di Dusseldorf untuk mendapatkan kerja sama dari para peneliti.
Kerja sama tersebut disebut termasuk kerja sama dengan universitas di Jerman untuk kontraktor China mengenai suku cadang mesin, yang dapat mengoperasikan mesin bertenaga besar seperti kapal tempur.
Baca Juga: Akademisi Dunia Bertemu, Cari Inovasi Mesin Pembakar Internal yang Ramah Lingkungan di Tianjin China
Para tersangka juga disebut membeli laser khusus dari Jerman atas nama dan dengan pembayaran dari MSS dan mengekspornya ke China tanpa izin, sehingga disangkakan melanggar Undang-Undang Perdagangan dan Pembayaran Luar Negeri (FTPA) atas tuduhan spionase ekonomi.
Penangkapan di Jerman tersebut terjadi berselang beberapa hari setelah Kanselir Olaf Scholz mengunjungi China pada 14-16 April 2024.
Sementara Inggris mengatakan dua orang warga Inggris yang pernah bekerja sebagai peneliti parlemen telah ditangkap karena dicurigai memberikan "informasi yang merugikan" kepada Beijing.
Baca Juga: Jubir Kemlu Wang Wenbin: Komunike Bersama G7 Sudah Campuri Urusan Dalam Negeri China
Keduanya diduga melanggar Undang-Undang Kerahasiaan Negara antara akhir tahun 2021 dan Februari 2023. ***