Rahmana Emran Kartasasmita: Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko Kesehatan Dibanding Tembakau Konvensional
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 13 Maret 2024 04:56 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB), Rahmana Emran Kartasasmita mengatakan, produk tembakau alternatif lebih rendah risiko kesehatannya bila dibandingkan tembakau konvensional yang marak beredar saat ini.
Menurut Rahmana Emran Kartasasmita, aspek itu bisa menjadi pertimbangan bagi perokok dewasa untuk berhenti dari kebiasaan merokok.
"Berhenti merokok total sulit dilakukan perokok dewasa. Untuk itu, mereka disarankan beralih ke produk tembakau yang dipanaskan karena lebih rendah tingkat risiko kesehatannya," kata Rahmana Emran Kartasasmita dalam keterangan di Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024.
Baca Juga: WASPADAI: Merokok Membuat Jantung Anda Sangat Tua
Rahmana menegaskan, produk tembakau alternatif diperuntukkan bukan untuk kalangan nonperokok yang mulai mengonsumsi produk tembakau, melainkan untuk perokok aktif yang ingin lepas dari kecanduan menghisap tembakau konvensional.
Universitas Bern di Swiss melalui risetnya berjudul Electronic Nicotine-Delivery Systems for Smoking Cessation mengungkapkan potensi produk tembakau alternatif sebagai salah satu opsi yang efektif bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok.
Kajian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada Februari 2024 itu menyimpulkan bahwa produk tembakau alternatif lebih efektif dibandingkan konseling berhenti merokok.
Baca Juga: Viral Penumpang Pesawat Citilink Merokok Ketika Penerbangan Berlangsung, Netizen Langsung Menghujat
Pemimpin riset dari Institute of Primary Health Care di Universitas Bern, Reto Auer, menjelaskan kajian ilmiah itu melibatkan berbagai interdisipliner, seperti bidang kedokteran keluarga, paru, toksikologi, kecanduan, dan epidemiologi dari lima universitas di Swiss.
Tujuan dari riset tersebut untuk mengetahui seberapa efektif produk tembakau alternatif digunakan dalam jangka waktu lama serta bagian dari konseling berhenti merokok secara intensif.
“Studi itu untuk membandingkan efektivitas, keamanan, dan toksikologi produk tembakau alternatif sebagai solusi berhenti merokok dibandingkan dengan metode lainnya,” kata Auer.
Baca Juga: Buruh Rokok di Kudus Deklrasi Dukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Penelitian berlangsung selama enam bulan dengan melibatkan 1.246 peserta yang diperiksa secara klinis di lima universitas di Swiss.