Hendrajit: Soedjatmoko Percaya Raja Jawa Bisa Memerintah Karena Dapat Wangsit
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 06 Februari 2024 10:44 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Saya percaya para raja Jawa bisa memerintah rakyat karena dapat wangsit, karena yang pernah cerita ke saya itu almarhum Doktor Soedjatmoko yang nan rasional.
Dulu Soedjatmoko atau Pak Koko tinggal di jalan Tanjung, kawasan Menteng. Sehingga saya, yang waktu mahasiswa aktif di ISAFIS, jalan Banyumas, berdekatan.
Dan sering mampir ke rumahnya. Atau sebaliknya, Soedjatmoko kami undang bertandang ke markas ISAFIS di jalan Banyumas.
Baca Juga: Hendrajit: Membaca Ulang Novel The Great Gatsby
Menurut Pak Koko, apabila wangsit sang raja Jawa lepas darinya, maka sang raja tidak berkuasa lagi.
Maka untuk memelihara dan mempertahankan kekuasaannya, dia menggunakan bantuan dukun-dukun atau guru mistik untuk membela dan melindunginya. Begitu penuturan mantan Rektor Universitas PBB dan mantan Dubes RI di AS itu.
Waktu Pak Koko cerita ini, saya belum ngeh, rupanya Pak Koko pernah jadi pelaku mistik juga. Saya baru dapat informasi ini dari sahabat karibnya, wartawan senior Rosihan Anwar.
Baca Juga: Hendrajit: Cerita Tentang Etos Keguruan Dalam Diri Mas Juwono Sudarsono dan Bang Arbi Sanit
Menurut Rosihan, yang beliau kisahkan dalam sebuah tulisannya yang terangkum dalam buku berjudul Guru-Guru Keluhuran, yang dimaksud dengan pelaku mistik itu, Pak Koko ini punya kemampuan menyaksikan suatu kejadian mistik melalui mimpi.
Pada suatu hari Soedjatmoko, begitu menurut kisah Rosihan, menceritakan kesaksiannya melalui mimpinya. Rupanya ini terkait dengan wangsit sang raja itu tadi.
Bersama guru mistik, beliau mengadakan pertemuan di mana diusahakan menembus pertahanan yang dipasang oleh sang raja. Ini berarti adu kekuatan, siapa raja yang lebih kuat ilmunya, di alam maya.
Baca Juga: Hendrajit: Perempuan Batu, Novel Karya Tariq Ali yang Memikat
Ternyata dukun sang raja lebih kuat, karena berkali-kali si guru mistik terpental jatuh dipukul kembali. Benteng dukun sang raja masih terlalu kuat. Jadi mundur teratur dulu. Saatnya belum tepat.
Masih ada lagi satu cerita soal mistik ini. Sekitar setahun sebelum meletus G-1965, Soedjatmoko dalam mimpinya melihat kerisnya Bung Karno terjatuh di atas lantai pualam.
Meski Rosihan menepis cerita sohib karibnya ini, yang menurutnya orang waras pun bisa memprediksi bahwa ambruknya Sukarno hanya soal waktu, namun cerita Soedjatmoko --yang doktor dan orang rasional ini-- tetap menarik menurut saya.
Baca Juga: Hendrajit: Membaca Bob Dylan Dari Buku Bacaannya
Akhir hidup Pak Koko sendiri menurut saya cukup mengagumkan. Menggambarkan passion atau hasrat sejatinya sebagai ilmuwan dan guru.
Beliau wafat secara mendadak, ketika sedang menyampaikan seminar di depan banyak kalangan peserta.
Dan Rosihan, sohib karibnya sejak sama-sama jadi wartawan dan pernah sama sama mendirikan sebuah majalah, berada di sampingnya saat Pak Koko menghembuskan nafasnya yang terakhir.
(Oleh: Hendrajit, penulis dan pengamat geopolitik) ***