Dharma Simorangkir dari Microsoft Tekankan Dua Aspek Penentu Masa Depan AI di Indonesia
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 06 Januari 2024 06:08 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menyebutkan ada aspek penentu yang penting dikembangkan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, yaitu data dan talenta digital.
Dharma Simorangkir, dalam keterangan di Jakarta, Jumat, 5 Januari 2024 melihat pernyataan data sebagai minyak baru memang benar adanya. Namun, dalam pengembangan AI rupanya data lebih cocok dikategorikan sebagai nutrisi.
Menurut Dharma Simorangkir, data yang beragam memungkinkan AI melakukan pembelajaran dengan lebih optimal terkhusus untuk AI generatif yang mengandalkan large language model (LLM).
Agar menjadi nutrisi yang tepat bagi AI, diperlukan pengaturan data yang terintegrasi dan rapi mengingat saat ini data memiliki banyak bentuk. Sebagai contoh ada data terstruktur seperti tabel database dan lembar Excel, namun, ada juga yang tidak terstruktur seperti audio atau pun gambar.
Tak hanya data, pengembangan talenta digital juga menjadi aspek penting untuk masa depan pemanfaatan AI di Indonesia. Sebab secanggih-canggihnya AI, pada akhirnya hanya dapat bekerja dengan data yang diberikan manusia, dan dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi manusia.
Dalam era di mana AI mengubah cara kerja dengan menjadikan kreativitas sebagai produktivitas baru dalam keseharian kita sehari-hari, setiap individu, bukan hanya pakar AI, akan membutuhkan kompetensi utama baru.
Beberapa di antaranya seperti pertimbangan analis, kecerdasan emosional, evaluasi kreatif, keingintahuan intelektual, kemampuan memberikan perintah, dan keterampilan menggunakan AI.
Setiap individu yang akan menjadi talenta digital perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan high-level thinking skills (HOTS), alih-alih low-order thinking skills (LOTS).
HOTS merupakan keterampilan berpikir yang fokus pada “mengapa dan bagaimana”, seperti menganalisis informasi dengan pola pikir kritis, serta membuat maupun menghasilkan sesuatu secara kreatif.
Dengan hadirnya panduan etika kecerdasan artifisial yang diluncurkan di akhir tahun lalu oleh Pemerintah dalam bentuk Surat Edaran Menkominfo nomor 9 tahun 2023, bisa dibilang 2024 menjadi babak baru untuk pengembangan AI di Indonesia.
"Hal ini menjadikan Indonesia salah satu negara terdepan di Kawasan ASEAN dalam pengaturan AI oleh pemerintah, ini patut diapresiasi karena mampu menjadi panduan awal atas pengembangan inovasi berbasis AI yang bertanggung jawab – memungkinkan lebih banyak pihak untuk memperoleh manfaat dari AI, sembari memastikan AI berada dalam kontrol manusia, dengan pemerintah di garda terdepan pengaturannya," kata Dharma.***