DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Ahsan Jamet Hamidi: Terima kasih Bung Denny JA Terkait Survei tentang Muhammadiyah

image
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

Hemat saya, karakter pemilih dari warga Muhammadiyah dalam Pemilu itu unik. Mereka tidak selalu akan bertumpu pada pilihan orang lain, yang dipersepsi sebagai  pimpinan organisasi, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh kharismatik dan seterusnya.

Para tokoh-tokoh itu tidak mutlak bisa menjadi panutan dalam Pemilu. Petuah dan ajakannya untuk memilih calon si A atau si B, belum tentu diikuti dengan pasrah. Sebagai sebagai ketua Ranting, saya sendiri merasa risih, tidak berani meminta anggota Ranting untuk memilih calon tertentu.

Baca Juga: Inilah Sejarah Hari Radio Republik Indonesia yang Diperingati 11 September 2023 yang Perlu Anda Tahu

Pemilu 1999 cukup memberikan pelajaran. Saat itu, Pak Amin Rais, mantan Ketua Umum Muhammadiyah, mencalonkan diri menjadi Presiden. Hasilnya, tidak ada jaminan, bahwa saat itu, semua warga Muhammadiyah memilihnya.

Begitu juga pada Pilpres selanjutnya. Pilihan para tokoh Muhammadiyah, belum tentu akan diikuti oleh kader Muhammadiyah di tingkat basis. Setiap orang memiliki kemerdekaan untuk memilih calon siapa saja, tanpa harus memedulikan pilihan para ”tokoh” panutannya di Muhammadiyah.

Atas dasar itu, saya berharap bahwa suatu saat bisa menemukan survei yang bisa menyajikan data tentang kualitas kemanfaatan dari Ormas yang hadir di tengah masyarakat. Jumlah pengikut di Muhammadiyah, belum tentu bisa berbanding lurus dengan kualitas kemanfaatannya.

Meskipun begitu, saya tetap mengucapkan terima kasih kepada Anda, Bung Denny JA. Berkat temuan survei Anda, saya menjadi terpicu untuk bekerja lebih keras, agar kehadiran Muhammadiyah betul-betul bisa memberikan manfaat lebih baik bagi orang banyak. Melalui standar kemanfaatan itulah eksistensi Muhammadiyah itu diukur. ***

Halaman:

Berita Terkait