Anton DH Nugrahanto: Bunuh Diri Politik Grace Natalie Demi Prabowo
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 11 Agustus 2023 13:15 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Setelah mencoba mengobrak-abrik persatuan di unsur relawan dan PDIP, Prabowo kembali melancarkan strategi devide et impera salah satu kantong politik Ganjar, yaitu PSI.
Setelah tahu ada kekecewaan di tubuh PSI terutama Grace Natalie dan Ade Armando terhadap PDIP, Prabowo kemudian menghubungi langsung Grace Natalie dan tanpa persetujuan politik kekuatan di bawahnya, Grace seolah-olah terkesan melakukan persekutuan dengan Prabowo tahun 2024.
Tingkah Grace Natalie tentu membawa kekecewaan bagi kader PSI lainnya, karena seperti diketahui hati banyak kader PSI terpaut dengan Ganjar dan anti pada Prabowo yang telah memperlakukan Ahok tidak adil.
Baca Juga: Saiful Huda Ems: Tanggapan Atas Ditolaknya PK Partai Demoktrat KLB
Sontak pengunduran terjadi, satu gerbong besar di tubuh PSI dikomandani Guntur Romli menyatakan mundur dari PSI karena ‘pengkhianatan Grace’ terhadap nilai-nilai PSI.
Yaitu: “Menghargai Pluralitas” dan tidak mempermainkan agama sebagai perpecahan politik dan itu yang selalu dipermainkan kubu Prabowo dua kali 2014 dan 2019, saat menghadapi Jokowi juga sekali saat menghajar Ahok di 2017.
Kini tingkah laku politik Prabowo yang selalu membawa perpecahan seperti dulu membangkitkan sentimen agama, kini membawa perpecahan justru di tubuh pendukung Jokowi.
Strategi utama Prabowo 2024 adalah memecah belah pendukung Jokowi, sama persis apa yang dilakukan sebelumnya, memecah belah sentimen agama yang dikaitkan politik.
Guntur Romli melihat Prabowo adalah antitesis dari nilai-nilai Jokowi. Apa yang dilakukan Grace Natalie juga menyakiti perasaan suku Tionghoa di Indonesia yang mengalami korban kekerasan politik di tahun 1998, sementara Prabowo sampai saat ini masih dituding dibalik kekerasan 1998.
Baca Juga: Praktisi Media Minta Wartawan Tidak Kehilangan Sikap Kritis Dalam Memberitakan Isu BPA