Lucinta Luna, Trans TV dan Tudingan Kampanye LGBT
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 04 Agustus 2023 12:10 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Berita pertunangan Lucinta Luna dengan pria bule, Arten Boltian alias Alan pada Jumat, 28 Juli 2023 memang heboh. Apa yang membuat heboh? Itukan pasangan LGBT alias sesama jenis. Kok ada di Indonesia seperti itu.
Pelantun lagu 'Jom Jom Manjalita' itu selalu mengunggah foto dan video mesranya bareng kekasih. Ia pun menikmati kehebohan itu. Puncak viral Lucinta Luna dan pasangannya Alan saat diundang Trans TV.
Nah, di sini masalahnya. Media swasta nasional ini kok mengundang pasangan sesama jenis Lucinta Luna - Alan sebagai tamu. Apa maksudnya? Apakah ingin mengkampanyekan LGBT di Indonesia? Apakah Trans TV mendukung gerakan pelangi ini? Muncul banyak pertanyaan yang mesti dijawab pihak Trans TV.
Tampilah Gerakan Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) menyurati Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Trans TV. Kenapa KPI, karena lembaga besutan pemerintah inilah yang mengatur siaran televisi. Mirip lembaga sensor.
Konten yang bernuansa bertentangan dengan budaya Indonesia dilarang. Masih ingat artis dangdut Syaiful Jamil, dilarang tampil di televisi oleh KPI gara-gara pernah kena kasus sodomi.
Tak hanya LGBT, artis yang suka omong tak karuan di media pun kena. Nah, ini Lucinta Luna dengan anggun tampil mesra bersama pasangan bule di Trans TV, kok bisa lolos. Apakah KPI juga membiarkan hal tersebut.
Setelah menyurati dua lembaga itu, GMNU menunggu. Ternyata, apa yang ditunggu tidak ada jawaban. Lewat akun medsosnya, GMNU meminta masyarakat boikot Trans TV Tagar #boikottranstv #perusakmoralbangsa #bangunkankpi mereka gaungkan di akun Tiktok GMNU.
Baca Juga: Usai Jeda Sebulan, MotoGP 2023 Kembali Ngegas di Silverstone Inggris Sore Ini
Selain itu, mereka juga membuat flyer menampilkan foto pasangan itu saat tampil di Trans TV lalu ditampilkan narasi "Menimbang sampai detik ini tidak ada tanggapan dari KPI Pusat dan Trans TV (apalagi sampai pada me-take down) yang mengundang pasangan LGBT dan menayangkannya ke publik. Maka, dengan ini GMNU mengajak semua boikot Trans TV."
Sejauh ini baru GMNU yang menggaungkan aksi boikot media Trans TV. Organisasi lain, mungkin belum. Inilah bentuk kontrol elemen masyarakat. Media selama ini jadi pengontrol, juga tidak lepas dari kontrol masyarakat. Bila dianggap dan dinilai salah, wajib diluruskan.
Kontrol sesungguhnya, ya masyarakat. Banyak saluran untuk menyampaikan aspirasi, kritikan, maupun saran. Paling elegan dengan menyurati dulu. Ketika surat tidak dibalas, masyarakat wajib bertanya, kok nggak dibalas.
Baca Juga: Jokowi Pasti Memaafkan Rocky Gerung, Tetapi Bagaimana Dengan Puluhan Juta Pendukung Jokowi
Apakah memang tidak dianggap, tidak penting, atau cukup didiamkan? Harus ada jawaban, karena yang bersurat itu lembaga resmi. Ketika tidak ada jawaban, muncul aksi boikot, dinilai wajar.
Boikot pun tidak dihiraukan, biasa berujung aksi mendatangi kantor KPI maupun Trans TV. Bila juga tak dihiraukan, aksi akhirnya, demo. Ini jalan terakhir ya.
Begitu alurnya bila upaya meluruskan konten tidak dihiraukan. Kita tunggu saja seperti apa cerita Luna dan Alan, eh salah KPI dan Trans TV usai muncul tagar boikot dari GMNU.
(Dikutip dari Rosadi Jamani, Satupena Kalbar) ***