Iyyas Subiakto: Surat Terbuka untuk Pak Prabowo Subianto tentang Capres dan Cawapres

ORBITINDONESIA.COM - Pak Prabowo Yth, Salam Indonesia.

Saya terima info dari wa group bahwa saat Bpk Prabowo ke Solo berlebaran kepada Pak Jokowi, Bapak menanyakan perihal pencapresan Ganjar.

Dalam pertemuan itu konon, ini konon, Pak Jokowi menawarkan posisi cawapres kepada Bapak Prabowo. Dan secara diplomatis Bapak menolak karena partai Bapak sudah besar saat ini.

Baca Juga: Jalan Rusak Diperbaiki Jokowi, Warga Liang Melas Datas Kabupaten Karo Syukuran Sambil Berkonvoi di Jalan

Hal ini diperkuat juga dgn video yang beredar saat Bapak menjawab pertanyaan rekan-rekan media. Jawaban Bapak sama dengan yang diisukan di atas.

Isu yang beredar lainnya bahwa Bapak merasa dikhianati karena ada janji yang lalu bahwa mungkin saja Bapak dijanjikan sebagai capres PDIP sebelum ini, atau ada pertemuan Batutulis yang lain. Karena Batutulis adalah tempat sakral buat Bu Megawati.

Kalau janji itu ada, kami sangat mahfum kalau Bapak agak berkecil hati. Tapi dari sudut politik harusnya Bapak bisa menerima ini.

Ini kan sama halnya saat Bapak menerima tawaran jadi Menhan di kabinet Pak Jokowi, banyak juga teman pendukung Bapak yang merasa dikhianati. Itulah politik.

Baca Juga: Inilah Selebgram Makan Babi dengan Lafaz Allah yang Jadi Tersangka di Polda Sumatra Selatan

Tidak ada teman atau musuh yg abadi, yg ada hanya kepentingan abadi. Sehingga pencapresan Ganjar juga untuk kepentingan abadi itu. Karena selain kepentingan PDIP, ini juga menyangkut kepentingan Indonesia. Ganjar dianggap mewakili semua lapisan warga.

Kenapa Bapak menolak menjadi cawapres, apa merasa turun kelas, padahal saat Bapak menerima menjadi Menhan, saat itu Bapak sudah longsor kelasnya. Mungkin itu satu-satunya sejarah, ada rival tarung capres, bisa menerima jabatan pada kabinet lawan.

Kondisi kebatinan Bapak kami nilai luar biasa saat itu. Walau kami juga menyimpan pertanyaan, ini berkorban atau menerima catatan.

Kalau sekarang Bapak sedikit marah, mungkin catatan itu yg membuat Bapak marah. Tapi kenapa Bapak tidak marah kepada Anies yg juga mengatakan kalau Pak Prabowo nyapres saya tidak akan nyapres.

Baca Juga: Fakta Unik Karakter Gamora, Anak Angkat Thanos dan Saudari Nebula di Film Guardians of the Galaxy Vol 3

Sekarang malah dia nyapres duluan, keliling Indonesia duluan, sampai sukunya kerap berubah sesuai tempat dia jalan. Dan tidur di kuburan segala saking ngebetnya jadi presiden.

Itu pengkhianatan atau dagelan. Itulah perpolitikan.

Kalau Bapak marah, justru kami bertanya Bapak tidak siap berpolitik, tidak siap berpolitik berarti Bapak tidak siap jadi presiden. Bapak ingat Pak Jokowi yang dihujani fitnah, diserang pengkhianat, dikatai PKI, sampai ijazahnya diperkarakan.

Menyimak tentang rencana pencapresan Bapak yg sudah di sampaikan FZ sebagai Waketum Gerindra, semua sudah clear. Kami hanya mengingatkan Bapak gagal sekali jadi wapres, gagal dua kali jadi presiden.

Baca Juga: Viral Masak Nasi 7 Jam Tidak Matang untuk Pesta Pernikahan di Kediri, Ternyata Netizen Punya Pengalaman Serupa

Kalau saat ini Bapak maju nyapres lagi, 90 persen Bapak gagal lagi. Karena kalau rakyat Indonesia menghendaki Bapak, harusnya Bapak sudah jadi jauh-jauh hari.

Ingat usia Bapak sudah 72 tahun, beda 17 tahun dengan Ganjar.

Rakyat sekarang makin kritis dibantu kekuatan medsos yang luar biasa. Kalau zaman Bapak dulu saat masih bermazhab Cendana semuanya mudah di tata.

Wiji Tukul dkk sampai sekarang gak jelas dikubur dimana. Penembakan Tri Sakti, kerusuhan 98, Tim Mawar, dst. Tapi semua itu ada catatan dan masih dalam ingatan sebagian besar rakyat Indonesia yang cinta keadilan dan kebenaran.

Baca Juga: Indonesia dan Mesir Tanda Tangani Kontrak Dagang Pembelian Jahe Gajah 120 Ton

Bukan Bapak dianggap orang yg tidak benar, tapi kondisi saat itu yang membuat Bapak ikut tercemar.

Latar belakang itu harus Bapak review, benang merah kegagalan Bapak dalam pencapresan ada sebagian besar disana. Dan semua itu dilekatkan kepada sosok Bapak. Ada traumatik masyarakat atas semua yg pernah dicatatkan.

Potensi lainnya adalah sangat mungkin Bapak rujuk dgn Mbak Titik, sekaligus kalau Bapak jadi presiden, maka beliaulah Ibu Negaranya. Betapa nestapanya rakyat Indonesia yang telah menurunkan Bapaknya, kemudian mengangkat anaknya. Maaf ini bukan drama Korea.

Catatan yg lain kalau Bapak katakan Gerindra sudah besar, PDIP kurang besar apa saat Bapak bersama Bu Mega mencapres dan mencawapreskan diri, tapi tetap kalah. Agar Bapak paham bahwa figur ketum partai gak harus jadi presiden.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menghindari Mantan Kekasih

Karena hasil suara partai tidak cukup untuk mengantarkan ketum atau calon dari partai jadi presiden. Pak Jokowi menang dua kali karena suara rakyat, suara partai hanya 27 juta, suara rakyat 58 juta pada pemilu 2019.

Kalau saat ini suara Gerindra 17 juta, dan Bapak mau menang 51 persen dari asumsi DPT aktif 80 persen dari 195 juta DPT tahun 2024. Maka Bapak butuh suara rakyat sebanyak 62 juta.

Bapak yakin bisa mengambil alih suara Projo. Berat Pak, karena Bapak head to head dgn penerus Jokowi. Ganjar di endore Jokowi. Bukan hanya PDIP.

Ada dua saran saya kepada Bapak.

1. Bapak tetap sebagai ketua partai Gerindra, gabung ke PDIP dukung GP.

2. Bapak bersedia jadi cawapres GP. Yang akan melumat capres lain.

Baca Juga: Karir AKBP Achiruddin Hasibuan Hancur, Usai Dipecat, Kini Jadi Tersangka Pembiaran Penganiayaan Ken Admiral

Bila salah satu isu di atas Bapak ambil. Selain nama Bapak akan harum karena sudah bisa berkorban lanjutan, bukan cuma berkorban jadi Menhan. Tapi sekarang berkorban demi Indonesia yg kita cintai.

Value-nya jauh beda karena ambisi pribadi dianggap ada kepentingan, dibandingkan berkorban melepas pertikaian demi kemaslahatan negara yg berkelanjutan.

Andai ini terjadi, Bapak akan tercatat sebagai sosok penyelamat Indonesia ditengah potensi konflik yang bisa saja disengaja oleh pihak ketiga.

Baca Juga: Usai Dipecat dari Polri, KPK Mulai Kuliti Data Keuangan dan Aset AKBP Achiruddin Hasibuan

Jangan sampai kelak dilaut Jawa ada tulisan " bekas negara Indonesia " hanya karena kita lupa meletakkan hati di depan lidah kita.

Mari kita jaga Indonesia. Terima kasih, semoga Bapak selalu dilingkupi Rahmat Allah.

Salam hormat,
Iyyas Subiakto.
2523 ***