DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

MUDIK, Sebuah Perjalanan Rindu

image
Ilustrasi - Warga Masyarakat Menyempatkan Diri untuk Mudik di Kala Lebaran.

 

Oleh Achmad Charris Zubair

ORBITINDONESIA.COM – Hari-hari ini kita akan dan sudah melihat persiapan atau bahkan sebuah perjalanan mengunjungi kampung halaman. Yang dikenal dengan istilah "mudik".

Menurut statistik, bahkan tahun ini, di seluruh Indonesia ada sekitar 150 juta orang akan mudik, dengan berbagai moda transportasi darat, laut, udara, kendaraan umum maupun pribadi.

Saya ingin melihat substansi dari mudik atau pulang mengunjungi kampung halamannya sebagai pelepas rasa rindu untuk "mulih".

Baca Juga: Banyak Dicari, Inilah 10 Tips Aman Berkendaraan Mobil ketika Mudik Lebaran Idul Fitri Nomor 5 Wajib Ditunaikan

Rumah dan kampung halaman dalam diksi bahasa Jawa adalah tempat mulih, kata aktif dari pulih. Memulihkan segala kepenatan raga dan jiwa.

Manusia memiliki naluri untuk memahami "Sangkan Paraning Dumadi"nya.

Semakin jauh jarak Ruang dan Waktu dengan sangkannya, semakin kuat naluri manusia untuk melakukan tindakan menuju parannya.

Ia "marani" (mendekati) dengan seluruh daya dari tempat "sangkan"nya.

Itulah hakikat MUDIK, perjalanan penuh rindu untuk marani sangkannya.

Manusia akan pekat rasa kangennya dengan tempat di mana ia dilahirkan, tempat di mana ia dibuai dan dibesarkan bundanya, tempat yang diharap untuk kelak ia menutup mata.

Sesudah puasa kalau tidak ada batasan pemerintah, akan terjadi peristiwa PERJALANAN RINDU itu, perjalanan mudik menuju Sangkan Paraning Dumadinya.

Tempat di mana ia akan mencium bau tanah kelahirannya dan meminum air kehidupannya. Akan dilakukan segala upaya, nyaris tidak peduli resiko apapun, agar bisa mudik ke kampung halaman.

Ia akan sujud dan rebah di pangkuan ayah bundanya kalau mereka masih hidup. Atau kalau sudah wafat, akan berdoa dengan airmata kangen yang pekat di pusara mereka.

Akan terjadi satu peristiwa saling memeluk dan saling mencium sesama sanak keluarga. Sebagai ekspresi cinta dahsyat dari makhluk mulia yang namanya manusia.

Dalam pendekatan spiritual kita yang kini sedang mengembara di dunia, pasti akan pulang ke kampung halaman akhirat. Kembali ke pangkuan Allah Sang Maha Cinta.

Satu saat kelak rindukah kita ketika tiba saat kita pulang ke "rumah sejati"? ***

Berita Terkait