Goyahnya Industri Buku dan Penerbitan India
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 27 Juli 2022 04:32 WIB
ORBITINDONESIA - Buku, termasuk industri di India yang disoroti dunia selain industri filmnya, Bollywood (Hindi-Film/Hi-Fi). Melalui economictimes.indiatimes.com disebutkan, pada 2015, pasar penerbitan buku India bernilai Rs. 261 miliar atau setara dengan Rp 49,2 triliun.
Hal ini menjadikannya negara dengan penerbitan buku terbesar keenam di dunia. Namun, situasi mengejutkan terjadi pada penghujung Maret lalu.
Westland Books, salah satu penerbitan buku terbaik di India, bahkan Asia Selatan yang diakuisisi oleh Amazon, berhenti beroperasi begitu saja, tanpa ada yang menyadarinya.
Baca Juga: Bagaimana Langkah Mengurus Bayar Pajak Sepeda Motor di Samsat? Simak Caranya di Sini
Langkah Amazon tersebut membuat agen sastra dan pakar industri terguncang, dan memberikan kerugian besar bagi industri penerbitan India, dan tentu saja termasuk para penulisnya.
Ironisnya, di tahun yang sama, Amazon Prime Video India sukses merilis beberapa film serial, yang karakter utamanya adalah seorang penulis yang memiliki peran penting. Seperti: Gehraiyaan dan Bestsellers (2022). Hal ini terang saja bertentangan dengan yang terjadi di realita, seperti kejadian di atas.
Karan, dalam Gehraiyaan, adalah tokoh pendukung utama yang berprofesi sebagai penulis. Baginya, buku dapat menyangga hidup dan memenuhi kebutuhannya.
Adapun, film serial Bestseller menggambarkan seorang penulis novel, yang sejak lama menderita writer’s block. Yakni, suatu kondisi ketika penulis merasa sangat sulit untuk membuat tulisan baru, atau bahkan melanjutkan tulisannya. Dia akan mendapatkan ide (tulisan) jika harus telanjang dengan badan six-packnya.
Baca Juga: Perang yang Tak Berujung, Aksi Militer AS di Dunia
Manik Sharma, penulis di bidang sastra dan film, turut mengomentari situasi ini melalui firstpost.com. Dari komentarnya, Sharma mengambil posisi Devil’s advocate.