Pemimpin Houthi Yaman: Kehadiran Israel di Somaliland Akan Menjadi 'Target'

ORBITINDONESIA.COM - Pemimpin pemberontak Houthi Yaman telah memperingatkan bahwa kehadiran Israel di Somaliland akan dianggap sebagai "target militer", dalam kecaman terbaru terhadap langkah Israel untuk mengakui wilayah yang memisahkan diri itu.

“Kami menganggap kehadiran Israel di Somaliland sebagai target militer bagi angkatan bersenjata kami, karena itu merupakan agresi terhadap Somalia dan Yaman, dan ancaman terhadap keamanan kawasan,” kata kepala kelompok itu, Abdel-Malik al-Houthi, menurut pernyataan yang diterbitkan oleh media pemberontak daring.

Israel mengumumkan pada hari Jumat, 26 Desember 2025, bahwa mereka secara resmi mengakui Somaliland, yang pertama bagi republik yang memproklamirkan diri itu yang pada tahun 1991 menyatakan secara sepihak memisahkan diri dari Somalia.

Pemimpin Houthi memperingatkan bahwa langkah tersebut membawa konsekuensi serius, dengan mengatakan bahwa pengakuan tersebut adalah “sikap bermusuhan yang menargetkan Somalia dan sekitarnya di Afrika, serta Yaman, Laut Merah, dan negara-negara di sepanjang kedua pantai Laut Merah”.

Somaliland, yang selama beberapa dekade telah berupaya mendapatkan pengakuan internasional, menikmati posisi strategis di Teluk Aden dan memiliki mata uang, paspor, dan tentara sendiri.

Analis regional mengatakan bahwa pendekatan dengan Somaliland akan memberi Israel akses yang lebih baik ke Laut Merah, memungkinkan mereka untuk menyerang pemberontak Houthi di Yaman.

Setelah melancarkan perang genosida di Gaza pada Oktober 2023, Israel berulang kali menyerang target di Yaman sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap Israel, yang menurut pemberontak Yaman merupakan bentuk solidaritas dengan Palestina di Gaza.

Houthi telah menghentikan serangan mereka sejak gencatan senjata yang rapuh dimulai di Gaza pada Oktober.

Somaliland telah terisolasi secara diplomatik sejak deklarasi kemerdekaan sepihaknya, meskipun secara umum mengalami stabilitas yang lebih besar daripada Somalia, di mana para pejuang al-Shabab secara berkala melancarkan serangan di ibu kota, Mogadishu.

Pengakuan Israel terhadap Somaliland dikritik oleh Uni Afrika, Mesir, Turki, Dewan Kerja Sama Teluk yang beranggotakan enam negara, dan Organisasi Kerja Sama Islam yang berbasis di Arab Saudi.***