Sekjen NATO Mark Rutte Desak Kesiapan Militer Karena Rusia Belanjakan 40% untuk Pertahanan

ORBITINDONESIA.COM - Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte memperingatkan pada hari Rabu, 3 Desember 2025 bahwa aliansi tersebut harus segera meningkatkan kesiapan militernya sebagai respons terhadap lonjakan besar anggaran pertahanan Rusia, yang menurutnya kini mencapai sekitar 40% dari anggaran negara Moskow, atau sekitar $200 miliar per tahun.

Berbicara setelah pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussels, Rutte menyerukan komitmen tegas dari sekutu untuk membelanjakan 5% dari PDB untuk pertahanan, dengan 3,5% didedikasikan untuk kapabilitas militer inti.

Kebutuhan Tenaga Kerja dan Output Industri

Rutte menekankan bahwa kesiapan melampaui janji keuangan, termasuk memperluas tenaga kerja militer melalui langkah-langkah seperti wajib militer dan memastikan basis industri pertahanan yang kuat.

Ia secara khusus menyoroti kontribusi industri Turki yang signifikan, dengan menyatakan, "Seperti basis industri pertahanan Anda di Turki, lebih dari 3.000 perusahaan, sebagian dari basis industri pertahanan tersebut menghasilkan output untuk memastikan bahwa kami dapat menangkal dan mempertahankan diri."

Ia mengakui kemajuan dari sekutu-sekutu Eropa dan Kanada, tetapi menegaskan bahwa ke-32 anggota harus berkomitmen untuk memperkuat kekuatan dan industri.

Mempertahankan Ukraina dan Melawan Ancaman Rusia

Mengenai Ukraina, Rutte menekankan bahwa dukungan militer yang berkelanjutan sangat penting bagi kelangsungan hidup Kyiv dan keamanan NATO sendiri.

Ia menyambut baik janji-janji baru untuk dana NATO Provision of Ukrainian Resilience and Lethality (PURL), yang mengungkapkan bahwa sekutu dan mitra kini telah berkomitmen lebih dari $4 miliar.

"Putin yakin ia dapat bertahan lebih lama dari kami, tetapi kami tidak akan ke mana-mana," ujar Rutte. Ia juga mengutip "perilaku sembrono" Rusia, termasuk serangan yang semakin intensif terhadap Ukraina dan kegiatan seperti pemetaan infrastruktur bawah laut, sebagai alasan untuk tetap waspada terhadap sekutu.

Peran Tiongkok dan Jalan Menuju KTT Ankara

Aliansi tersebut juga membahas peran Tiongkok, dengan Rutte menggambarkan Beijing sebagai "salah satu pendorong utama" upaya perang Rusia melalui penghindaran sanksi.

Menjelang KTT NATO 2026 di Ankara, ibu kota Turki, Rutte mengatakan prioritasnya tetap jelas: meningkatkan investasi pertahanan, memperkuat output industri, dan memastikan Ukraina memiliki sumber daya untuk bertahan.

Fokus pada Turki sebagai tuan rumah menggarisbawahi peran strategis dan industrinya yang krusial dalam rencana masa depan aliansi.***