Pemadam Kebakaran Berjuang Padamkan Api di Apartemen Bertingkat Tinggi di Hong Kong, Korban Tewas Sudah 94 Orang
ORBITINDONESA.COM — Petugas pemadam kebakaran berjuang untuk hari kedua memadamkan api di sebuah kompleks apartemen bertingkat tinggi di Hong Kong pada hari Kamis, 27 November 2025, sementara jumlah korban tewas meningkat menjadi 94 orang dalam salah satu kebakaran paling mematikan dalam sejarah modern kota tersebut.
Tim penyelamat yang membawa senter berkeliling dari satu apartemen ke apartemen lain di menara-menara yang hangus ketika asap tebal mengepul dari beberapa jendela di kompleks Wang Fuk Court, sebuah kompleks bangunan padat yang menampung ribuan orang di distrik Tai Po, pinggiran utara dekat perbatasan Hong Kong dengan daratan.
Para pejabat mengatakan petugas pemadam kebakaran masih bekerja di beberapa apartemen dan mencoba memasuki semua unit di tujuh menara untuk memastikan tidak ada korban jiwa lebih lanjut.
“Operasi pemadaman kebakaran kami hampir selesai,” kata Derek Armstrong Chan, wakil direktur Operasi Layanan Pemadam Kebakaran. Petugas pemadam kebakaran bekerja keras “untuk mencegah puing-puing dan bara api berkobar. Selanjutnya adalah operasi pencarian dan penyelamatan,” tambahnya.
Tidak jelas berapa banyak orang yang masih hilang atau terjebak. Pemimpin Hong Kong, John Lee, mengatakan kontak dengan 279 orang telah hilang pada Kamis pagi. Pihak berwenang tidak memberikan informasi terbaru mengenai orang-orang yang hilang atau berapa banyak yang masih berada di dalam gedung-gedung yang hancur pada Kamis dalam konferensi pers.
Paus Leo XIV mengirimkan telegram kepada uskup Hong Kong pada hari Kamis, menyampaikan duka cita atas kebakaran tersebut dan memanjatkan doa bagi para korban luka, keluarga mereka, dan petugas tanggap darurat.
Warga Lawrence Lee sedang menunggu kabar tentang istrinya, yang ia yakini masih terjebak di apartemen mereka.
“Ketika kebakaran terjadi, saya menyuruhnya melalui telepon untuk melarikan diri. Namun begitu ia meninggalkan apartemen, koridor dan tangga dipenuhi asap dan semuanya gelap, jadi ia tidak punya pilihan selain kembali ke apartemen,” ujarnya, sembari menunggu di salah satu tempat penampungan semalaman.
Winter dan Sandy Chung, yang tinggal di salah satu menara, mengatakan mereka melihat percikan api beterbangan saat mereka dievakuasi pada Rabu sore. Meskipun mereka aman, mereka khawatir dengan rumah mereka. “Saya tidak bisa tidur sepanjang malam,” ujar Winter Chung, 75 tahun, kepada The Associated Press pada hari Kamis.
Tiga orang ditangkap atas dugaan pembunuhan
Tiga pria, yaitu direktur dan seorang konsultan teknik dari sebuah perusahaan konstruksi, ditangkap atas dugaan pembunuhan. Polisi belum secara langsung menyebutkan nama perusahaan tempat mereka bekerja.
"Kami punya alasan untuk meyakini bahwa mereka yang bertanggung jawab atas perusahaan konstruksi itu sangat lalai," kata Eileen Chung, seorang inspektur senior kepolisian.
Polisi pada hari Kamis juga menggeledah kantor Prestige Construction & Engineering Company, yang dikonfirmasi AP bertanggung jawab atas renovasi kompleks menara tersebut. Polisi menyita kotak-kotak dokumen sebagai barang bukti, menurut media lokal. Telepon Prestige berdering tak terjawab.
Pihak berwenang menduga beberapa material di dinding luar gedung-gedung tinggi tersebut tidak memenuhi standar ketahanan api, sehingga memungkinkan api menyebar dengan sangat cepat.***