Tangani Laporan Pelecehan Seksual, Petugas Damkar Ternyata Lebih Proaktif daripada Polisi

ORBITINDONESIA.COM - Kejadian viral di Tanah Abang, Jakarta Pusat, ini bermula dari keputusasaan seorang wanita (pemilik akun Instagram @lasagna111) yang menjadi korban teror seksual, namun laporan resminya ke polisi berakhir dengan tangan hampa.

Korban menceritakan kronologi mengerikan yang dialaminya, ia kerap diteror oleh seorang pria paruh baya (diduga tukang ojek) di sekitar kosnya.

Modus pelaku sangat "niat" dan menjijikkan. Sembunyi di balik pot: Pelaku sengaja mengendap-endap di balik pot bunga besar.

Jurus kaget: Saat korban lewat (Selasa, 11 November 2025, pukul 05.55 WIB), pelaku loncat sambil teriak "WAAA!!".

Pamer "burung": Bukan cuma bikin kaget, si pelaku sekaligus juga memamerkan alat kelaminnya (eksibisionis).

Ketawa puas: Saat korban lari ketakutan, pelaku tertawa mengejek "HAHAHAHA!" dengan puas.

Korban yang ketakutan mencoba melapor ke jalur resmi.

Ia me-mention Divisi Humas Polri dan Satpol PP, tapi nihil respons. Puncaknya, ia mendatangi kantor polisi setempat.

Bukannya mendapat perlindungan, ia malah mendapat "kuliah" birokrasi. Polisi disebut menolak bertindak dengan alasan klasik, yaitu "Enggak bisa dilaporin kalau enggak ada bukti (video/foto)."

Bahkan, ketika korban hanya memohon agar polisi sekedar menegur pelaku (biar pelaku takut), aparat tetap angkat tangan dan bilang "tidak bisa bantu".

Korban pun pulang dengan rasa kecewa dan takut.

Dalam perjalanan pulang yang penuh kecewa, korban "iseng" mampir ke Kantor Damkar Benhil yang ia lewati.

Berbekal info viral bahwa Damkar bisa mengatasi segala masalah, ia pun langsung curhat disana.

Reaksinya? Beda 180 derajat. Tanpa tanya "mana buktinya?", petugas Damkar langsung berdiri dan bertindak.

Seorang petugas Damkar bernama Pak Bambang langsung menjadi MVP (Most Valuable Player). Beliau menemani korban melabrak pelaku di lokasi.

Dalam video yang viral, Pak Bambang dengan gagah mengejar dan memarahi pelaku, beliau bahkan mengeluarkan "jurus gertakan" cerdas.

Pak Bambang mengaku bahwa korban adalah saudaranya. Mendengar itu, nyali si pelaku eksibisionis langsung ciut.

Pria yang tadinya berani pamer kelamin sambil ketawa-ketawa itu mendadak ketakutan, menunduk, dan meminta maaf kepada korban.

Aksi heroik Damkar Benhil ini panen pujian, korban pun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.

"Terima kasih buanyakkk... Makasih Pak Bambang, semoga sehat dan sukses selalu," tulisnya.

Kasus ini menjadi tamparan keras (sekaligus lucu) bagi instansi lain.

Ternyata, untuk merasa aman dari penjahat di Jakarta, warga kini lebih percaya pada pasukan selang air daripada pasukan berseragam cokelat.

Berani, sigap, dan tulus—kadang tiga hal itu tidak datang dari tempat yang kita kira. Kisah ini mengingatkan kita bahwa rasa aman bukan soal seragam, jabatan, atau prosedur, tapi soal kemanusiaan. Tentang keberanian seseorang untuk berdiri di sisi korban ketika orang lain memilih untuk membiarkan.

Semoga aksi kecil tapi berarti dari Pak Bambang dan Damkar Benhil ini jadi pengingat bahwa kepedulian masih hidup—dan Jakarta butuh lebih banyak hati seperti ini. Terus ikuti kisah-kisah nyata lainnya, agar kita selalu ingat: kebaikan bisa datang dari mana saja, dan sering kali, dari orang-orang yang tidak kita duga. (Sumber: FB)