Mantap, BPI Danantara Siapkan Rp 20 triliun untuk Bisnis Peternakan Ayam Demi Dukung Program Makan Bergizi Gratis

ORBITINDONESIA.COM - BPI Danantara menyiapkan Rp 20 triliun untuk bisnis peternakan ayam pedaging dan petelur demi mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Peneliti pertanian Center of Reform on Economics (CORE) Eliza Mardian, meminta investasi besar Danantara itu harus memberi nilai tambah bagi peternak lokal.

Tak hanya mendapatkan pemberdayaan, peternak lokal juga sebaiknya bisa mendapatkan kepastian pasar, harga, dan transfer ilmu dari investor. Dengan begitu, program MBG tak hanya memperbaiki gizi anak, tetapi juga membantu menggerakkan perekonomian lokal.

Rencananya peternakan ayam itu akan dibangun di berbagai daerah. Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria mengatakan, pembangunan peternakan ayam itu akan tertuang dalam Surat Keputusan Bersama yang dikeluarkan Kementerian Pertanian.

Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman menyebut, rencana itu merupakan hasil kesepakatan rapat finalisasi hilirisasi sektor pertanian, pangan, perkebunan, hortikultura, dan peternakan. Proyek dibangun di seluruh Indonesia agar tak terjadi kekurangan pasokan ayam dan telur saat program MBG berjalan penuh.

Sementara itu, Media Financial Times (FT) memberitakan, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan Grab sedang bernegosiasi untuk menawarkan golden share kepada Danantara terkait isu merger kedua perusahaan transportasi online tersebut.

Menurut sumber FT, diskusi merger mencakup proposal untuk memberikan Danantara saham minoritas di entitas gabungan tersebut, dengan hak-hak khusus atas divisi di Indonesia, seperti wewenang untuk mengatur gaji pengemudi. 

Isu merger kedua perusahaan senilai USD 29 miliar itu menjadi perhatian publik. Jika jadi merger, entitas gabungan itu akan mengendalikan 90% pasar transportasi online di Indonesia. GoTo akan mengadakan RUPSLB pada 17 Desember 2025.

Namun perseroan mengeklaim RUPSLB tak terkait aksi korporasi apapun, termasuk merger. GoTo juga menegaskan tidak dalam posisi untuk menanggapi pemberitaan spekulatif, termasuk rumor mengenai potensi pembelian saham PT Telkom Indonesia Tbk.

Pakar kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menyarankan pemerintah sebaiknya tak ikut campur dalam aksi korporasi kedua aplikator yang sahamnya sebagian besar dikuasai asing itu. Ia menilai, aksi korporasi GoTo-Grab tidak memberi manfaat terhadap kepentingan publik.

Sementara dana Danantara berasal dari dividen BUMN yang harus dipertanggungjawabkan kepada publik. Ia menyarankan Danantara berinvestasi di perusahaan yang berdampak besar bagi publik. Antara lain penambahan kapasitas kilang pengolahan BBM, atau pembangkit listrik berbasis sampah.***