“Kisah dari Palmerah”: Pameran Seni Rupa tentang Ruang, Ingatan, dan Kemanusiaan
ORBITINDONESIA.COM — Palmerah, bagi banyak orang, hanyalah nama jalan di Jakarta Pusat. Namun bagi keluarga besar Kompas Gramedia, ia adalah rumah gagasan — tempat berita disemai, ide bertumbuh, dan nilai-nilai kebudayaan dijaga melalui kerja sehari-hari.
Semangat itu kini dituangkan dalam pameran seni rupa bertajuk “Kisah dari Palmerah”, yang digelar di Bentara Budaya Jakarta. Pameran ini menghadirkan sekitar 40 perupa dari lingkungan Kompas Gramedia: mulai dari jurnalis, desainer, editor, penerbit, hingga pekerja percetakan. Mereka menafsirkan Palmerah bukan sekadar lokasi kerja, melainkan ruang batin di mana kreativitas dan kemanusiaan saling berkelindan.
Diselenggarakan dalam rangka 62 tahun Kompas Gramedia dan 60 tahun Harian Kompas, pameran ini menjadi bentuk penghormatan atas warisan nilai yang ditanamkan dua pendirinya, P.K. Ojong dan Jakob Oetama — bahwa kerja bukan hanya demi hidup, tetapi juga untuk memberi makna bagi sesama.
Di bawah kurasi Frans Sartono dan Efix Mulyadi, “Kisah dari Palmerah” menampilkan karya-karya yang hangat dan personal. Ada yang menggambarkan suasana kantor redaksi sebagai studio ide, ada pula yang menafsirkan mesin cetak sebagai simbol denyut kehidupan, atau potret sahabat yang menjadi sumber inspirasi di tengah rutinitas.
“Setiap karya adalah potongan kisah manusia di Palmerah — kisah tentang kerja yang tidak kehilangan jiwa,” ujar salah satu kurator, Frans Sartono.
Pameran dibuka pada Rabu, 29 Oktober 2025 pukul 16.00 WIB di Bentara Budaya Jakarta, Jl. Palmerah Selatan No.17, dan akan berlangsung hingga 8 November 2025, setiap hari pukul 10.00–18.00 WIB.
Melalui pameran ini, Palmerah tampil bukan hanya sebagai alamat sejarah, tetapi sebagai metafora tentang ruang yang hidup — ruang di mana bunyi mesin cetak berpadu dengan suara hati yang terus bercerita.
“Kisah dari Palmerah” mengajak publik menyelami perjalanan manusia dan karya, tentang kesetiaan pada makna di tengah perubahan zaman.***