Pakar: Harta Karun Museum Louvre yang Dijarah Mungkin Takkan Pernah Ditemukan

ORBITINDONESIA.COM - Museum Louvre di Paris mengumumkan tetap tutup pada hari Senin, 20 Oktober 2025, karena investigasi terus berlanjut terkait pencurian perhiasan bersejarah yang luar biasa pada hari Minggu, 19 Oktober 2025 – dan para ahli mengatakan prospek untuk menemukan kembali harta karun tersebut sangat tipis.

Dalam sebuah unggahan di X, museum tersebut menyatakan penyesalannya atas penutupan pada hari Senin, karena Prancis mulai mencerna implikasi dari perampokan nekat tersebut, di mana para perampok membawa kabur artefak dari permata mahkota Prancis, yang berasal dari era Napoleon.

Para pencuri menggunakan tangga yang terpasang di truk untuk masuk ke Galeri Apollo, salah satu ruangan paling mewah di Louvre, melalui jendela.

Berbekal peralatan termasuk gerinda sudut dan obor las, mereka mengincar dua etalase dengan keamanan tinggi.

Seluruh operasi hanya berlangsung tujuh menit, kata pihak berwenang, dan para tersangka melarikan diri dengan sepeda motor. Di antara barang-barang yang dicuri dari Louvre terdapat satu set perhiasan berlian dan safir, termasuk tiara dan kalung yang dikenakan oleh Ratu Marie-Amélie dan Ratu Hortense.

Barang tersebut – sebuah hiasan kepala berhiaskan permata yang dikenakan oleh keluarga kerajaan – menampilkan 24 safir Ceylon dan 1.083 berlian yang dapat dilepas dan dikenakan sebagai bros, menurut Louvre.

Juga dicuri adalah satu set kalung dan anting zamrud yang merupakan hadiah pernikahan dari Napoleon kepada istri keduanya, Marie-Louise dari Austria, pada Maret 1810, berisi 32 zamrud berpotongan rumit dan 1.138 berlian.

Delapan dari sembilan barang yang dicuri masih belum diketahui keberadaannya.

Implikasi yang lebih luas bagi Prancis

Menteri Kehakiman Prancis Gérald Darmanin mengakui bahwa pencurian Louvre mengungkap kegagalan keamanan di museum.

"Orang mungkin bertanya-tanya tentang fakta bahwa, misalnya, jendela-jendelanya tidak diamankan, tentang fakta bahwa lift keranjang berada di jalan umum," ujarnya di radio France Inter. "Yang pasti, kita telah gagal."

"Semua orang Prancis merasa seperti dirampok," tambahnya.

Elaine Sciolino, penulis "Adventures in the Louvre: How to Fall in Love with the World's Greatest Museum," menekankan pentingnya perampokan di Louvre, yang awalnya dibangun sebagai benteng sebelum menjadi istana bagi keluarga kerajaan Prancis.

"Serangan ini benar-benar seperti belati yang menusuk jantung Prancis dan sejarah Prancis," ujarnya.***