TNI dan Reformasi: Tantangan dan Harapan di Ulang Tahun ke-80
ORBITINDONESIA.COM – Di tengah peringatan 80 tahun TNI, publik berharap akan adanya perbaikan dalam reformasi institusi ini, mengingat adanya kemunduran yang dirasakan.
Reformasi TNI yang dimulai sejak 1998 bertujuan menjadikan TNI sebagai kekuatan pertahanan profesional yang tunduk pada supremasi sipil. Namun, berbagai kasus kekerasan dan keterlibatan TNI dalam urusan sipil menunjukkan adanya kemunduran dalam semangat reformasi ini.
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan menyoroti kasus-kasus kekerasan, seperti penembakan di Aceh dan Lampung, serta pembunuhan di Banjarbaru. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan bukan hanya tindakan individual, melainkan masalah struktural dan kultural yang belum teratasi.
Percampuran peran TNI dalam urusan sipil, termasuk dalam RUU Keamanan Siber, menimbulkan kekhawatiran tentang peningkatan militerisasi dalam ruang sipil. Ini bertentangan dengan konstitusi dan mengancam kebebasan sipil dan demokrasi.
Di tengah tantangan kedaulatan yang semakin kompleks, TNI diharapkan fokus pada ancaman eksternal dan modernisasi pertahanan. Namun, pergeseran fokus ke ancaman internal menimbulkan pertanyaan tentang arah reformasi dan profesionalisme TNI di masa depan.
(Orbit dari berbagai sumber, 13 Oktober 2025)