Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko Sarankan Sarjana Menganggur Manfaatkan Peluang Kerja di SPPG
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 08 Agustus 2025 05:35 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko menyarankan, para sarjana yang hingga kini masih menganggur untuk memanfaatkan peluang kerja menjadi tenaga yang berkontribusi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Menurut Budiman Sudjatmiko, di tengah struktur industri nasional maupun global yang mulai berubah dan menyebabkan keahlian-keahlian tertentu mulai tergantikan oleh akal imitasi (AI), pemerintah berupaya membuka lapangan kerja dengan program-program masif berskala besar yang membutuhkan keahlian lebih dari sekadar teknologi karena pendekatannya lebih kepada manusia.
"Ada program-program yang bisa sangat membutuhkan tenaga kerja dari para sarjana yang menganggur, yaitu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sangat masif, 82 juta orang artinya sarjana-sarjana ini bisa turun, mulai mau turun ke kampung, baik di desa maupun kota, atau di daerah-daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), juga di kantong-kantong kemiskinan, tempat di mana SPPG berdiri," kata Budiman Sudjatmiko di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.
Baca Juga: Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko: Pentingnya "Entrepreneurship" untuk Ciptakan Negara yang Maju
Ia menegaskan, dapur-dapur atau SPPG yang sudah terbangun tersebut tentu membutuhkan ahli gizi, ahli manajemen, ahli administrasi, hingga butuh ahli akuntansi untuk operasional sehari-hari.
"Sarjana-sarjana yang menganggur itu sebaiknya terlibat di dalam program-program masif berskala besar yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti MBG, Sekolah Rakyat itu menurut saya membutuhkan sarjana-sarjana itu, jadi tidak berpikir bahwa harus kerja di pabrik atau instansi pemerintah, tetapi bekerja di pusat-pusat pemenuhan gizi tadi," ujar dia.
Ia juga mengemukakan pentingnya upskilling dan reskilling bagi para sarjana agar mendapatkan ilmu-ilmu baru yang lebih relevan dengan kebutuhan masa kini.
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko: Isu Perubahan Iklim Harus Jadi Perhatian untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi
"Memang struktur industri nasional maupun global itu mulai berubah banyak sekali. Keahlian-keahlian dan keilmuan yang membuat orang-orang itu jadi sarjana itu ternyata sudah mulai tergantikan oleh AI atau robot sehingga kemudian kebutuhan-kebutuhan akan keahlian-keahlian atau ilmu-ilmu mereka di perguruan tinggi juga menjadi kehilangan relevansinya, mau enggak mau harus diadakan reskilling dan upskilling, artinya dilatih kembali dengan ilmu baru yang lebih relevan," paparnya.***