DECEMBER 9, 2022
Buku

“The Wisdom of Bali”: Menyelami Jiwa, Merawat Kesadaran Diri

image

ORBITINDONESIA.COM - Tak banyak tempat di dunia yang menyimpan harmoni antara manusia, alam, dan semesta seutuh yang ditemukan di Bali. Namun, kearifan itu kerap tertutup oleh gemerlap pariwisata dan narasi yang terlalu permukaan.

Dalam The Wisdom of Bali, Anand Krishna mengajak pembaca menyibak lapisan terdalam dari peradaban Bali - bukan sebagai destinasi eksotik, melainkan sebagai pancaran nilai-nilai spiritual yang dapat memperkaya hidup siapa pun, di mana pun berada.

Melalui pendekatan yang reflektif dan membumi, Anand Krishna menggali filosofi hidup masyarakat Bali yang berakar pada Tri Hita Karana: keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam.

Baca Juga: Mencintai Diri Sendiri Apa Adanya: Sebuah Pelukan dari Haemin Sunim dalam Buku "Love for Imperfect Things"

Konsep ini bukan dogma, melainkan praktik hidup sehari-hari yang menjelma dalam ritual, sikap, hingga pola interaksi sosial.

Bagian inilah yang menjadi ruh buku ini: bahwa kebijaksanaan lokal bukan sesuatu yang usang, tapi justru relevan sebagai penawar kehidupan modern yang serba terpisah dan egoistik.

Yang membuat buku ini begitu menggugah adalah pendekatan naratifnya yang personal. Anand Krishna tidak menggurui, melainkan bercerita tentang perjumpaannya dengan para tetua Bali, tentang perenungan dalam keheningan pura, hingga tentang kesadaran batin yang muncul saat menyatu dengan lanskap Bali yang penuh makna simbolik.

Baca Juga: Buku "Soul Quest": Menyelami Samudra Jiwa Bersama Anand Krishna

Ia menampilkan spiritualitas Bali bukan sebagai sesuatu yang eksklusif milik umat Hindu atau masyarakat adat, tapi sebagai warisan kemanusiaan yang lintas agama dan lintas batas.

Salah satu bagian paling menarik dari buku ini adalah bagaimana Anand Krishna mengaitkan spiritualitas Bali dengan tantangan global hari ini—kerusakan lingkungan, krisis identitas, hingga keterasingan dalam dunia digital.

Di sinilah Bali menjadi lebih dari sekadar konteks geografis; ia menjelma sebagai cara pandang yang penuh welas asih dan kesadaran ekologis.

Baca Juga: Buku Neospirituality and Neuroscience: Puncak Evolusi kemanusiaan

Buku ini mengajak pembaca untuk tidak hanya melihat ke luar, tetapi juga mengarahkan pandangan ke dalam: adakah keseimbangan dalam hidup kita sendiri?

Halaman:

Berita Terkait