DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Ketika Mesin Mengebor Lebih Dalam, Melampaui Nurani

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Di Antartika, algoritma iklim memprediksi zona cadangan litium yang sebelumnya tertutup es ribuan tahun.

Ketika alam sudah tak lagi menjadi pelindung, siapa yang akan menjadi penjaga terakhir.

Seorang peneliti ekologi di Tromsø menulis dalam jurnalnya: “Ketika kutub tak lagi dingin, maka yang beku adalah nurani kita.”

Baca Juga: Hilangnya Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 dan Kisah 4 Presiden Menurut Analisis Denny JA

-000-

Amerika Serikat, 2022. Fracking mengubah peta energi dunia. Teknologi itu menyuntikkan cairan bertekanan tinggi ke dalam batuan serpih, membebaskan gas dan minyak dari kerak bumi. 

Ekonomi lokal tumbuh—tapi tanah runtuh, air tercemar, dan desa-desa gemetar setiap malam oleh gempa mikro.

Baca Juga: Inilah Skenario Terbaik yang Bisa Diharapkan Indonesia dari Presiden Prabowo Subianto Menurut Analisis Denny JA

Seorang petani di Dakota Utara menulis di pagar rumahnya:

“Kami punya gas di bawah kaki kami, tapi kami tak lagi punya tanah untuk berpijak.”

Kemajuan nasional dibayar dengan kehilangan lokal. Teknologi menyamar sebagai pahlawan, tapi kerap menyimpan wajah kolonial.

Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran

Mobil listrik, panel surya, dan baterai litium adalah ikon masa depan hijau. Tapi di Republik Demokratik Kongo, anak-anak menggali kobalt dengan tangan kosong. 

Halaman:

Berita Terkait