Catatan Denny JA: Ketika Mesin Mengebor Lebih Dalam, Melampaui Nurani
- Penulis : Krista Riyanto
- Minggu, 20 Juli 2025 11:21 WIB

Ia hanya bermodalkan palu, kayu, dan keberanian untuk gagal. Ia tidur dekat sumur, bercakap dengan buruh, dan melihat minyak sebagai mukjizat yang harus ditundukkan.
Kini, pengeboran dilakukan dari ratusan mil jauhnya. Sensor geospasial, pemetaan 3D, dan digital twin menggantikan firasat dan naluri.
Algoritma menggantikan dialog. Tak ada lagi lelaki tua yang mencium tanah untuk mendeteksi hidrokarbon. Tak ada lagi cerita. Yang ada hanya data.
Baca Juga: Hilangnya Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 dan Kisah 4 Presiden Menurut Analisis Denny JA
Pertanyaannya: efisiensi ini untuk siapa?
-000-
Di Texas, ribuan buruh kehilangan pekerjaan saat ExxonMobil beralih ke sistem kontrol otomatis berbasis AI. Platform SCADA, dibantu IoT dan drone inspeksi, menyisir ladang minyak tanpa henti.
Biaya menurun 30%, laba meningkat 22%. Tapi di sudut jalan, warung makan pekerja tutup, anak-anak putus sekolah.
Teknologi mempercepat produksi. Tapi ia juga mempercepat ketimpangan.
Dalam laporan IEA (2024), lebih dari 480.000 pekerja energi dunia telah tergantikan sejak 2018 karena otomasi. Tak ada suara protes, karena mesin tidak mogok.
Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran
Di Kutub Utara, Rusia dan Norwegia berlomba menanam rig otomatis di bawah es. Di Samudera Hindia, India dan Cina menyisir ladang gas bawah laut dengan kendaraan bawah air tak berawak.