DECEMBER 9, 2022
Kolom

Lompatan Estetika Lukisan Denny JA Melalui Genre Imajinasi Nusantara

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Batik tidak lagi sekadar kain, tapi kode visual yang menyimpan memori kolektif tentang ketahanan. Contohnya, pola parang yang biasanya melambangkan kesinambungan, diubah secara algoritmik oleh Al menjadi garis-garis terfragmentasi, merepresentasikan disrupsi sosial. 

Dengan demikian, Denny JA tidak hanya melukiskan realita, tetapi memetakan DNA budaya
Indonesia yang terus bermutasi dalam labirin globalisasi-sebuah upaya yang
setara dengan manifesto kebudayaan di era digital.

Imajinasi Nusantara tidak mencoba menjawab dunia. Ia justru bertanya. Ia tidak menawarkan solusi, tetapi ruang permenungan. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Apakah Pertamina Bisa Selamat di Era Tanpa Minyak?

Dalam dunia yang kian algoritmis, Denny JA mengingatkan kita bahwa seni bukan hanya produk teknologi, tapi warisan spiritual.

Anak dalam lukisan itu berdiri di ambang jalan. Tak tahu ke mana harus melangkah. Tapi dengan batik di tubuhnya, dan imajinasi di langitnya, ia masih punya satu hal yang tak bisa dikarantina: harapan.****

(Penerbit CBI)

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mantra Dunia Minyak, Ketahanan dan Kemandirian Energi

-000-

Dua buku kumpulan lukisan Denny JA dalam Genre “Imajinasi Nusantara” dapat dilihat melalui link ini

Denny JA: Handphone Kita Dekat Sekali (2025)

Baca Juga: Catatan Denny JA: Bangkitnya Negara Minyak Melawan Super Power Dunia

https://drive.google.com/file/d/1LWyASOTWTfC17xDjRPdKIrJFzaVPK2oW/view?usp=drivesdk

Halaman:

Berita Terkait