DECEMBER 9, 2022
Kolom

Lompatan Estetika Lukisan Denny JA Melalui Genre Imajinasi Nusantara

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Frigidanto Agung: Metafora untuk Realitas yang Retak

Frigidanto Agung menafsirkan lukisan ini sebagai “sambutan hangat terhadap realitas”. Ia tidak melihat surealisme sebagai pelarian, tetapi sebagai cara untuk merangkul luka secara lebih dalam. 

“Selamat datang realita!”

Baca Juga: Catatan Denny JA: Apakah Pertamina Bisa Selamat di Era Tanpa Minyak?

Ia mengapresiasi bagaimana Denny JA menyatukan batik—yang biasanya bersifat dekoratif—ke dalam narasi yang penuh beban sejarah. 

Langit berhiaskan virus adalah metafor dunia di mana langit pun tak lagi menjadi tempat pelarian.

Dalam pandangannya, genre ini adalah dokumentasi batin kolektif. Ia tak bicara lewat data, tapi lewat citra. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mantra Dunia Minyak, Ketahanan dan Kemandirian Energi

Ia bukan laporan WHO, tapi ia memeluk kita seperti ibu memeluk anak yang ketakutan.

MAYEK PRAYITNO: LOMPATAN ESTETIK DI ERA DIGITAL

Mayek Prayitno melihat Imajinasi Nusantara sebagai “lompatan estetik”—terutama karena Denny JA bukan sekadar memanfaatkan AI sebagai alat, tapi menyulapnya menjadi suara artistik yang reflektif dan puitis.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Bangkitnya Negara Minyak Melawan Super Power Dunia

“Ia adalah suara liyan… yang menyebarkan pesan perdamaian.”

Halaman:

Berita Terkait