Nestapa Warga Arthera Hill Ekstension, Bekasi Jawa Barat Kerap Diterjang Banjir Setinggi 3 Meter
- Penulis : Abriyanto
- Sabtu, 19 Juli 2025 07:52 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Warga Perumahan The Arthera Hill Ekstension Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi Jawa Barat pasrah dengan keadaan dan memilih meninggalkan kediaman baru mereka setelah kerap diterjang banjir hingga setinggi tiga meter.
"Total ada 400 lebih unit rumah, 300 sudah dihuni dan hanya sebagian kecil saja yang masih bertahan, itu pun karena alasan biaya," kata warga Perumahan The Arthera Hill Ekstension, Adam (33) di lokasi, Jumat,18 Juli 2025.
Adam menyatakan, dalam kurun waktu satu tahun sejak tuntas pembangunan The Arthera Hill Ekstension untuk dihuni, tercatat sudah enam kali banjir melanda perumahan tersebut dan usai banjir terakhir pada, 8 Juli 2025 lalu, mayoritas warga memutuskan pindah sementara.
Baca Juga: BPBD: 14 Warga Mengungsi di Musala Akibat Banjir di Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan
Warga hingga kini juga masih menunggu tindakan nyata pihak pengembang, PT Prisma Inti Propertindo untuk segera merealisasikan tuntutan mereka yakni relokasi unit, pembelian kembali rumah atau penanganan permanen berupa pemasangan sheet pile beton di bantaran Kali Cikarang.
"Yang bertahan tinggal di bawah 10 persen karena persoalan biaya, sisanya pindah untuk sementara. Artinya warga masih menunggu sampai ada keputusan jelas dan pertanggungjawaban dari pihak developer," ucapnya.
Adam juga mengaku, pihak pengembang telah mengirimkan sejumlah pekerja dan mengerahkan dua unit ekskavator untuk menangani sejumlah titik tanggul yang jebol pada banjir terakhir. Namun, langkah-langkah yang diambil dinilai tidak akan mampu memberikan hasil maksimal.
Baca Juga: Wapres Gibran Tekankan Bendungan Mbay/Lambo di NTT Harus Segera Rampung untuk Pengendalian Banjir
"Berkaca pengalaman banjir sebelumnya, upaya mitigasi saat ini tidak akan mampu menyelesaikan masalah banjir di sini. Kita sudah kasih masukan, salah satunya terkait pembuatan tanggul dengan dinding panel. Saya sampaikan itu tidak akan kuat apalagi fondasi juga tidak kokoh, terbukti jebol kemarin," katanya.
Kondisi ini memaksa Adam memboyong istri dan anak pindah sementara dari kediaman di Blok CB yang baru ditempati pada Januari 2025. Selain rugi materi, psikologis anak turut terdampak akibat mitigasi banjir tidak mampu mencegah bencana yang terjadi berulang kali.
"Kalau materi masih mungkin ada jalan lagi, bisa dicari lagi tapi kalau masalah mental anak itu berat, itu nggak ada harganya," katanya.
Baca Juga: Dua RT Pluit Penjaringan Jakarta Utara Terendam Banjir rob pada Jumat pagi
Warga lain Rudi (36) mengungkapkan sejak menempati rumah di Blok FC pada Juli 2024, banjir telah terjadi sebanyak enam kali. Banjir terparah terjadi Maret 2025 dengan ketinggian mencapai lebih dari 300 sentimeter. "Bedanya cuma sejengkal saja apabila dibandingkan banjir keenam pada 8 Juli kemarin," katanya.
Dirinya berharap pihak pengembang dapat segera memenuhi tuntutan warga. Rudi bersama sejumlah warga lain bahkan bersedia untuk membantu memasarkan unit baru apabila salah satu dari tiga tuntutan warga dipenuhi.
"Kalau saja ada dari tiga tuntutan warga yang terealisasi (relokasi unit, buy back, atau pemasangan sheet pile), saya yakin warga mau kok membantu memasarkan unit-unit baru yang dibangun pengembang," katanya.
Baca Juga: Pemkot Jakarta Selatan Gencarkan "Gerakan Menabung Air" untuk Cegah Banjir
Ketua Paguyuban Perumahan The Arthera Hill Ekstension Gervirio Ezra Lolowang (39) menegaskan hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak pengembang maupun pihak terkait lain atas tiga tuntutan warga tersebut.
"Sampai sekarang belum ada tanggapan mengenai hal ini. Kami terbuka dan mengundang siapa pun baik pemerintah pusat, provinsi, daerah maupun siapa pun itu untuk datang dan melihat langsung kondisi kami dari dekat. Merasakan penderitaan yang kami alami saat ini, semoga ada yang berempati," kata dia.
Sementara itu, pihak pengembang perumahan tersebut hingga kini belum memberikan tanggapan perihal musibah banjir yang kerap melanda, termasuk menindaklanjuti tiga tuntutan warga tadi.
Humas PT Prisma Inti Propertindo, Nur Cahyo, saat kunjungan banjir kelima pada Minggu, 16 Maret 2025 telah menegaskan komitmen pengembang kepada para penghuni untuk mempercepat mitigasi pasca banjir.
Kala itu, Nur Cahyo mengatakan akan terus melanjutkan langkah mitigasi mencakup pembangunan panel-panel beton baru di tiga titik sepanjang 700 meter. "Untuk dinding pembatas itu, ketinggian turap pondasi 1,2 meter, panel beton empat susun atau ketinggian 1,6 meter. Total ketinggian pagar pembatas 2,8 meter," katanya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan perbaikan tanggul dengan menambah ketinggian tanggul di titik-titik area sekitar perumahan. Pengembang juga memperkuat struktur tanggul sesuai rekomendasi teknis terbaru, membangun posko pemantauan banjir dan menerapkan sistem peringatan dini.
Baca Juga: Waduh, Banjir Meluas Hingga Merendam 51 RT di Jakarta Selatan dan Timur
Sejak Maret lalu, pengembang perumahan subsidi Arthera Hill di wilayah Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terus mempercepat upaya mitigasi pasca banjir sebagai bentuk komitmen PT Prisma Inti Propertindo selaku developer ke para penghuni.
Humas PT Prisma Inti Propertindo Nur Cahyo mengatakan pihaknya terus melanjutkan langkah mitigasi mencakup pembangunan panel-panel beton baru di tiga titik sepanjang 700 meter. Untuk dinding pembatas itu, ketinggian turap pondasi 1,2 meter, panel beton empat susun atau ketinggian 1,6 meter. Total ketinggian pagar pembatas 2,8 meter.
Selain itu, pengembang melakukan perbaikan tanggul dengan menambah ketinggian tanggul di titik-titik area sekitar perumahan. Pengembang juga memperkuat struktur tanggul sesuai rekomendasi teknis terbaru, membangun posko pemantauan banjir dan menerapkan sistem peringatan dini.
Baca Juga: BPBD: Sebanyak 35 RT di Jakarta Masih Tergenang Banjir Hingga Selasa Pagi
Secara umum progres mitigasi sudah mencapai 50 persen. Setelah banjir beberapa wakru lalu, pihaknya terus berkomitmen meningkatkan infrastruktur, drainase dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Secara umum progres mitigasi sudah mencapai 50 persen, harapannya lebih cepat lagi kalau cuaca mendukung. Pengembang juga berkomitmen menjaga komunikasi dengan warga untuk memastikan solusi yang efektif," katanya.
Perumahan The Arthera Hill 2 memiliki dua sistem drainase yakni saluran induk dan saluran kavling. Saluran induk berfungsi mengatur air hujan yang masuk dari luar kawasan perumahan yang dibuang ke sungai. Sedangkan saluran kavling atau rumah diarahkan menuju water pond atau kolam retensi sebelum dibuang ke sungai.
Baca Juga: BPBD Sulawesi Tengah: Lima Desa di Donggala Terendam Banjir Bandang, 638 Jiwa Terdampak
Pihaknya juga membuat pintu air di area water pond yang berfungsi mencegah air sungai masuk ke kawasan perumahan ketika debit air naik. Sebanyak dua unit sistem pompa air juga telah difungsikan untuk mendorong air dari pusat instalasi pengolahan air menuju sungai ketika pintu air ditutup.
Ukuran water pond sebesar dua persen dari luas perumahan yakni sekitar 2.257 meter persegi. Luas ini telah sesuai dengan rekomendasi peil banjir. Untuk kedalaman sekitar dua meter.***