DECEMBER 9, 2022
Kolom

Imam Jazuli: Saatnya Sekolah Rakyat Benar-benar Merakyat

image
Ilustrasi - Sekolah Rakyat (Foto: UGM)

Betul-betul merakyat

Semua juga bisa belajar dari berbagai lembaga pendidikan swadaya yang berhasil mengelola ribuan santri tanpa bantuan negara. Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman di Parung, Bogor, misalnya, membina lebih dari 15.000 santri dan menyediakan konsumsi harian dalam jumlah besar.

Ini menunjukkan bahwa semangat pengabdian dan efisiensi bisa berjalan beriringan dalam membangun pendidikan yang mandiri dan berdampak.

Baca Juga: Hampir 200 Gedung Sekolah Rusak di Cianjur, Disdik: Merata di Semua Wilayah

Jika program Sekolah Rakyat hanya menyasar 9.700 siswa dengan anggaran triliunan rupiah, maka tentu publik berhak berharap agar efektivitas dan dampaknya benar-benar terukur dan menyentuh kebutuhan riil.

Akan jauh lebih menggembirakan bila anggaran sebesar itu diarahkan untuk memperbaiki ribuan ruang kelas yang rusak, menambah sarana belajar, memperkuat kesejahteraan guru, dan meningkatkan kapasitas sekolah-sekolah yang sudah ada.

Masyarakat juga perlu melihat persoalan koordinasi antarkementerian. Ketika Kementerian Sosial menginisiasi pengadaan laptop, sementara di sisi lain Kemendikbudristek telah mencatat kesenjangan digital yang sangat besar di lembaga pendidikan, maka menjadi penting untuk duduk bersama dan menyusun strategi yang lebih terpadu, menyeluruh, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Isuzu Hadirkan Bus Sekolah Ramah Difabel di Pameran Kendaraan Komersial GIICOMVEC 2024

Membangun generasi unggul tidak harus dimulai dari sesuatu yang baru. Justru membenahi dan memuliakan sekolah yang telah lama ada, merupakan bentuk penghormatan terhadap upaya pendidikan yang selama ini berlangsung dalam diam dan kesunyian. Di sanalah banyak anak bangsa tumbuh dan bermimpi, meski jauh dari sorotan dan fasilitas memadai.

Program Sekolah Rakyat tentu akan relevan apabila dibarengi dengan pendekatan yang lebih holistik.

Misalnya, pengadaan komputer untuk sekolah-sekolah yang belum memiliki perangkat digital, pembangunan kembali ruang kelas yang tidak layak, serta penyediaan pelatihan berkelanjutan bagi guru-guru di daerah terpencil. Itulah bentuk keberpihakan yang konkret dan menyentuh langsung kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Seskab Teddy Indra Wijaya dan Mensos Saifullah Yusuf Persiapkan Infrastruktur dan Kurikulum Sekolah Rakyat

Dan Sekolah Rakyat sejatinya akan menjadi inspirasi jika mampu menjawab pertanyaan tentang bagaimana agar semua sekolah di negeri ini menjadi tempat belajar yang aman, layak, dan membanggakan? Bagaimana agar guru-guru tidak lagi harus berjuang sendiri demi menjalankan misi mencerdaskan bangsa?

Halaman:

Berita Terkait