DECEMBER 9, 2022
Kolom

Indonesia Menari di Irama Baru Perdagangan Global, AS Ketinggalan?

image
Prabowo menelepon Trump dan bernegosiasi (Foto: Youtube)

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Indonesia Prabowo baru-baru ini, melalui akun medsos resmi, telah memuji kesepakatan tarif perdagangan AS-Indonesia yang baru dicapai sebagai pembuka era baru saling menguntungkan bagi dua negara yang besar.

Dalam unggahan di Instagram tersebut, Prabowo juga mengunggah foto dirinya berbicara dengan Presiden Trump melalui sambungan telepon beberapa jam setelah Presiden Trump mengumumkan AS menurunkan tarif impor timbal balik Indonesia menjadi 19 persen dari semula 32 persen.

Sementara itu, Donald Trump juga melalui akun medsos resmi di Truth Social dan podium, dengan bangga mengatakan bahwa Indonesia sekarang akan "membayar 19 persen, dan kami tidak akan membayar apa pun," serta menyatakan perjanjian itu sebagai "kesepakatan penting" yang membuka seluruh pasar Indonesia bagi AS.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Ancam Negara Pendukung BRICS dengan Tarif Ekstra 10 Persen

Namun, sepertinya Trump lupa bahwa arus perdagangan itu seperti aliran air, yang kerap menolak untuk dikekang, dan dapat beradaptasi guna mengalir menuju tempat yang dianggap paling sesuai dengan jalurnya.

Harus diingat bahwa Trump, dengan fondasi pemikiran nasionalisme ekonominya di bahwa panji "America First", telah membuat kebijakan menaikkan tarif  sepihak kepada banyak negara. Tujuannya adalah agar mengalihkan  perdagangan global kembali ke Amerika Serikat, serta membuat kekuatan manufaktur dapat bangkit kembali di negara adidaya tersebut.

Ironisnya, taktik dengan nada ancaman seperti itu justru malah mendorong negara-negara seperti Indonesia untuk melakukan diversifikasi dengan menjalin hubungan yang lebih dalam dengan beragam pihak lain, seperti China, Uni Eropa, hingga BRICS.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump: Tak Ada Perpanjangan Tanggal Penerapan Tarif 1 Agustus

Hal tersebut juga dinilai tidak hanya dilakukan Indonesia, tetapi juga banyak negara sehingga kontur perdagangan global juga akan termutakhirkan, dan sepertinya hal tersebut bukan bergerak ke arah seperti yang diinginkan Trump pada awal dia membuat rencana tarifnya.

Apalagi, Presiden Prabowo juga telah menegaskan bahwa RI menginginkan hubungan yang adil dan setara dengan AS sekaligus mengupayakan opsi kemitraan dalam bidang perdagangan yang lebih luas. Hal itu terlihat antara lain dari lawatan diplomatiknya ke banyak negara baru-baru ini.

Jajaran Presiden RI itu juga terus aktif dalam memperluas pasar perdagangan untuk produk Indonesia. Misalnya, Menteri Perdagangan Budi Santoso telah mengungkapkan bahwa perundingan dan promosi dagang merupakan langkah kunci dalam melakukan diversifikasi pasar ekspor selain AS.

Baca Juga: Kembali Kritik Trump, Elon Musk Sebut Kejahatan Seksual Jeffrey Epstein Jadi Prioritas Partainya

Indonesia dorong diversifikasi

Halaman:

Berita Terkait