DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Pertamina di Simpang Jalan, Antara Aramco dan Petrobras

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Pada 2023, pendapatan Pertamina mencapai sekitar US$ 75,8 miliar- US$ 84,49  milyar, memperkuatnya sebagai aktor utama dalam ekonomi nasional dan global.

Namun, status global tak menjamin kebebasan dari krisis moral dan tata kelola.

-000-

Baca Juga: ANALISIS: Pertamina Patra Niaga, Kasus Pertamax Oplosan dan Krisis Kepercayaan

Tiga Luka Besar: Korupsi dan Inefisiensi

1. Skandal Impor Minyak (2018–2023)

Kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 193,7 triliun. 

Baca Juga: Inilah Pengantar Buku Imam Qalyubi “Analisis Semiotik, Linguistik dan Intertekstualitas Terhadap 15 Puisi Esai Denny JA”

Kejaksaan menetapkan sejumlah eksekutif anak usaha Pertamina, termasuk Dirut Patra Niaga Riva Siahaan, sebagai tersangka.

Mereka diduga melanggar prioritas bahan baku lokal, mengimpor crude oil secara manipulatif, dan melakukan pencampuran bensin subsidi.

Bahkan, Reuters mencatat potensi kerugian negara mencapai US$12 miliar.

Baca Juga: Analisis Denny JA: Setelah Amerika Serikat Menjatuhkan Bom ke Iran

2. Korupsi LNG Karen Agustiawan (2024)

Halaman:

Berita Terkait