Catatan Denny JA: Prabowo Subianto Sangat Populer, Tapi Publik Mulai Cemas Tentang Ekonomi
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 27 Juni 2025 20:34 WIB
Survei LSI menunjukkan, dari tujuh indikator utama, lima mendapat “rapor biru”—tanda kepuasan publik di atas 50 persen. Ini meliputi bidang sosial-budaya, keamanan, hukum, politik, dan ekonomi makro.
Namun dua indikator paling konkret dalam hidup sehari-hari—lapangan kerja dan daya beli sembako—masih berwarna merah. Di sinilah letak atap bocor itu.
Masalahnya bukan sekadar statistik. Masalahnya hadir saat seorang buruh harian pulang dengan upah yang tak cukup untuk belanja besok pagi. Atau seorang sarjana muda yang sudah dua tahun menganggur, menghindari tatapan orang tuanya setiap sarapan.
Jika ditelusuri lebih dalam, keresahan ekonomi ini terpetakan secara identitas.
Tiga kelompok etnis—Sunda, Batak, dan Betawi—menunjukkan tingkat kepuasan ekonomi paling rendah, bahkan di bawah 50 persen.
Bagi mereka, isu ekonomi bukan konsep abstrak, tapi pengalaman konkret yang berulang setiap bulan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Elon Musk Pun Serukan Pemecatan Donald Trump
Begitu pula dua generasi penting: milenial (28–43 tahun) dan baby boomer (di atas 60 tahun).
Milenial hidup dalam tekanan sebagai sandwich generation—membangun keluarga sambil menopang orang tua.
Baby boomer membawa memori masa lalu, ketika pekerjaan masih mudah didapat, dan harga sembako tak menguras dompet.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Royalti Lagu di Indonesia dan Kisah Keenan Nasution Menuntut Rp24,5 Miliar
Dari dua arah yang berbeda, mereka bertemu dalam kegelisahan yang sama.